By : Maedi
A.
Pendahuluan
Pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi didunia dan alam semesta ini merupakan sunnahtullah
yang tidak bisa dihindari. Hal itu merupakan kejadian alamiah yang setiap yang
hidup pasti akan mengalami dan merasakan perubahan. Dalam konteks kajian ilmu
perkembangan psikologi merupakan proses bertahap
yang dialami oleh setiap individu. Akan
tetapi kita juga harus mengetahui secara pasti , apa yang mendasari dan melatarbelakangi
perubahan dan perkembangan pada individu tersebut. Bagaiaman pandangan al-quran maupun
hadist terkait dengan teori perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi pada
anak. Dalam proses perkembangan akan mengalami beberapa fase dan
tahapan-tahapan baik secara biologis maupun psikologis.
Maka lewat tulisan
ini akan dikaji mengenai perbandingan antara teori perkembangan Islam dengan
studi teori perkembangan secara umumnya, serta faktor-faktor yang mendasari
perkembangan dan pertumbuhan kemudian bagaimana pandangan al-quran dan hadist yang
berkaitan dengan proses perkembangan dan pertumbuhan anak. Agar kita bisa
mengetahui hakikat pertumbuhan dan perkembangan bagi anak. Serta peran orang
tua dan guru dalam mensikapi perkembangan yang dialami oleh anaknya, agar
bisa mengamati apa yang terjadi sehingga
bisa diantisipasi secara dini guna mengawal perkembangan anak dengan baik dan
cermat, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi psikologis anak.
B.
Definisi Perkembangan
Psikologi perkembangan
menurut Islam memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembangan pada
umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan perubahan manusia.[1]
Secara biologis
pertumbuhan itu digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an sesuai firmannya pada
surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut :
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ
مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا
ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ
يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٦٧)
Artinya:
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahaminya[2].
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahaminya[2].
Dari penjelasan ayat
diatas bahwa proses kejadian individu mengalami tahapan dan dinamika sejak dalam kandungan hingga lahir. Seorang
individu tumbuh menjadi anak, remaja atau dewasa yang mengarah pada proses pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam pandangan pakar psikologi[3] , ketika
pasca melahirkan dan tumbuh menjadi dewasa maka akan megalami sebuah proses
pertumbuhan dan perkembangan yang secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu yakni ;
a. Endogen yaitu perubahan fisik maupun psikis sangat dipengaruhi oleh faktor
keturunan seperti postur tubuh, bakat, minat, kecerdasan, kepribadian, dan
sebagainya. Kalau kondisi fisik individu dalam keadaan normal bararti ia
berasal dari keturunan yang normal.
b. Exogen yaitu perubahan dan perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
dari luar individu itu sendiri. Faktor tersebut meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti sarana, fasilitas, letak geografis,
cuaca, iklim dan sebagainya. Sementara lingkungan sosial seperti keluarga,
tetangga, teman, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dll.
Teori diatas sesuai
dengan pesan nabi dalam sabdanya “Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (suci
membawa disposisi Islam Orang tuanyalah yang mermbuatnya Yahudi (jika mereka
Yahudi), Nasrani (jika mereka Nasrani), atau Majusi (jika mereka Majusi). Seperti binatang yang lahir sempurna, adakah
engkau melihat mereka terluka pada saat lahir?’’ (HR Bukhari). Kemudian dalam Hadis yang lain Nabi bersabda ” Ibunya
(ibu Anas) Ummi Sulaym (salah satu sahabat perempuan pada zaman Nabi) bertanya
tentang perempuan yang menyaksikan mimpi basah dalam tidurnya seperti laki-laki.
Dia menjawab, “Jika perempuan menyaksikan itu, ia harus mandi wajib
(janabah).’’ Kemudian Ummi Salmah (isteri Nabi yang hadir) bertanya malu-malu,
“Apakah itu terjadi?’’ Nabi menjawab, “Tentu saja! Bagaimana ini mendatangkan
keserupaan (jika tidak terjadi)? Sperma laki-laki merupakan tetesan putih yang
tebal sedangkan sel telur perempuan merupakan cairan kuning yang tipis. Manapun
diantara keduannya yang mengungguli yang lainnya, hasilnya akan mempengaruhi.’’ (HR. Muslim) Kemudian pada hadist
yang lain Nabi berkata “Sperma pria ialah putih dan sel telur perempuan kekuning-kuningan. Jika mereka bertemu
(terjadi pembuahan) dan sperma pria mengungguli sel telur perempuan, hasilnya
akan menjadi jenis kelamin laki-laki dengan seijin Allah, dan jika sel telur
perempuan yang mengungguli sel sperma
pria hasilnya akan menjadi perempuan dengan seijin Allah.’’ (HR Muslim).
Dari uraian kedua hadist diatas
menunjukan bahwa psikologi perkembangan Islam memiliki kesamaan objek studi
dengan psikologi perkembangan pada umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan
perubahan manusia. Cuma ada yang bisa membedakan diantara kedua teori diatas
yaitu kalau psikologi perkembangan yang pada umunya diterapkan hanya membatasi
penelitiannya dari konsepsi sampai kematian, maka melalui studi literatur
keagamaan, dapat memperluas ruang lingkup penelitiannya pada kehidupan yang
bersifat transedental, termasuk kehidupan setelah mati. Juga secara fundamental
memandang manusia sesuai dengan citranya sebagai khalifah Allah di muka bumi,
seperti yang diterangkan dalam Alquran dan hadist[4].
Dengan demikian kajian psikologi perkembangan Islam dengan studi psikologi
perkembangan pada umumnya ada kesamaan , hanya yang membedakan batasan dalam
wilayah kajian penelitian dan konsepnya yang hanya sampai kematian.
Dalam psikologi
perkembangan Islam menururt Radief Wisnu[5] terdiri
dari beberapa prinsip diantaranya adalah ;
a. Kehidupan manusia ( pertumbuhan & perkembangan ) merupakan proses yang
bertahap dan berangsur-angsur. Artinya bahwa Allah SWT dalam proses penciptaan
manusia senantiasa bertahap dan sesuai dengan takaran atau ukuranya.Sebagaimana
dikatakan dalam firmanya ...
... dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan segalanya
dengan ukuran-ukuran dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqaan 25:2)
Pertumbuhan dan
perkembangan tidak dilakukan satu waktu akan tetapi melalui proses dan
tahapan-tahapan secara berangsur-angsur. Sebagaimana firman Allah Swt :
Mengapa kamu tidak percaya kepada kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya
telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. (QS. Nuh 71:13-14)
Ahli tafsir Ibnu kasir mengomentari ayat diatas bahwa manusia tumbuh dari satu keadaan ke keadaan lain sedemikian rupa,
menjadi kana-kanak setelah bayi, menjadi tua setelah muda dan kuat.
Banyak ayat Alquran
yang secara substansi cukup rinci membahas tentang tahapan kehidupan manusia di
dunia. Meski dalam beberapa ayat yang lain hanya menggambarkan tahap pertama
kehidupan manusia, yaitu tahapan prakelahiran. Salah satu contohnya adalah ayat
Alquran berikut ini:
...Dia menjadikanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan. Yang demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempuanyai
kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimana kaamu dapat dipalingkan? (QS Al-Zumar 39:6)
Selain itu, berbagai
ayat Alquran juga menggambarkan kedua tahap (prakelahiran dan pascakelahiran)
dengan cara yang sangat jelas:
Dialah yang menciptakanmu dari tanah kemudian dari tetesan (nutfah),
sesudah itu dari segumpal darah (alaqah); kemudian dilahirkan-Nya kamu tumbuh
kepada masa (dewasa yang penuh kekuatan); kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi)
sampai tua, diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu, Kami perbuat
demikian supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahaminya. (QS Al-Mu’min 40:67)
Alquran juga menyatakan
bahwa tahap pertama memiliki aturan dan waktu yang ditentukan untuk mencapai
tugas perkembangannya. Setelah itu tahap pertama ini terputus dengan adanya
kelahiran (melalui persalinan). Hal ini terlihat dalam petikan ayat berikut:
... dan Kami tetapkan dalam rahim siapa yang kami kehendaki sampai waktu
yang ditentukan... (QS Al-Hajj 22:5)
Ayat tersebut dalam
kutipan yang lebih lengkap terlihat membagi dua tahapan besar perkembangan
manusia, ayat tersebut berbunyi:
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka ketahuilah
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari tanah (turab), kemudian dari tetesan
(nutfah), kemudian segumpal darah (alaqah), kemudian dari struktur daging
(mudgah) yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna agar kami jelaskan
padamu, dan Kami tetapkan dalam rahim siapa yang Kami kehendaki sampai waktu
yang ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
berangsur-angsur kamu menjadi dewasa, dan diantara kamu yang diwafatkan dan
adapula yang diperpanjang umurnya sampai pikun, supaya tidak diketahui lagi
sesuatu yang dulu diketahuinya... (QS Al-Hajj 22:5)
Selain itu Nabi
Muhammad Saw. Juga memberi hadist yang secara akurat menggambarkan tahap pertama
dengan menyebutkan waktu perkembangannya, sebagaimana berikut ini:
“dari Abi Abd Rahman Abdillah Ibn Masud r.a berkata: Rasullah mengatakan
kepada kami, kejadiannya sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan pada
perut ibumu selama 40 hari berupa tetesan (nutfah), kemudian menjadi segumpal
darah (alaqah) dalam waktu yang sama, kemudian menjadi segumpal daging
(mudhgah) juga dalam waktu yang sama. Sesudah itu malaikat diutus untuk
meniupkan ruh kepadanya dan diutus untuk melakukan pencatatan empat kalimat,
yaitu mencatat rizkinya, usia, amal perbuatan, dan celaka atau bahagianya.” (HR Muslim)
Keterangan hadist diatas menunjukan bahwa dalam proses kejadian manusia
ada tahapan dan tidak dilakukan dalam satu waktu. Hal inilah yang dikataka para
ahli psikologi disebut dengan istilah teori psikologi pertumbuhan dan perkembangan.
C. Mengenal Perkembangan Anak
dan Remaja.
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak (dari misalnya 100 cm menjadi
110 cm), kekuatan fisiknya, dll. Pertumbuhan juga menyangkut perubahan yang
semakin sempurna tentang fungsi suatu aspek jasmani (fungsi tangan pada anak 2
tahun untuk memegang benda, semakin dewasa dapat dipergunakan untuk menulis,
menari, dll), system jaringan syaraf, sehingga istilahnya pertumbuhan adalah
proses perubahan dan pematangan fisik.
Perkembangan diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Perkembangan juga bisa diartikan
suatu perubahan aspek psikis dari kurang terdeferensiasi menuju deferensiasi,
terarah, terorganisasi dan terintegrasi meningkat secara bertahap menuju
kesempurnaan.[6]
a. Mengenal perkembangan bayi dan anak.
Bayi yang
baru lahir bisanya akan tidur sepanjang hari. Cara berkomunikasi bayi dengan
menangis, jika si bayi membutuhkan sesuatu baik minum ataupun makan. Pada
awalnya berat badan bayi akan menurun sekitar sepersepuluh saat lahir selama
lima hari pertama walau hal ini tidak terjadi pada bayi yang berat badan besar.
Keriput dan ruam-ruam disekitar mata akibat melahirkan akan hilang, dan kulit
akan kelihatan biru atau merah muda. Bayi akan mempunyai banyak respons refleks
setelah dilahirkan. Refleks yang dilakukan bayi biasanya akan terkejut ketika
mendengar suara keras dia akan membentangkan kedua lenganya dan mungkin akan
sedikit tersentak. Pada kondisi demikian seorang ibu hendaknya segera memeluk
dengan penuh kehangatan, maka semuanya akan kembali seperti semula. Refleks
yang lainya adalah berasal dari puting susu ibu. Ia akan mencari sendiri puting
susu ibunya. Pada awalnya sedikit canggung nanti selanjutnya akan terkondisikan
dengan sendirinya. Mata bayi akan
sedikit senseitif terhadap cahaya terang. Mereka hanya bisa kontak mata dari
jarak dekat antara 8-12 inci atau 20-30 cm. Mata mereka akan menyukai warna
hitam putih karena visi mata mereka belum matang. Hal yang mereka sukai adalah
melihat wajah manusia. Pada bulan pertama terakhir pendengaran mereka berkembang secara sempurna. Ia bahkan mampu
mengenali suara orang yang ada disekitarnya.[7]
Pada
masa anak sudah mulai berkenalan dengan lingkungan diluar rumah. Ia mulai
senang bermain diluar rumah dan memiliki temen. Tentunya lingkungan tersebut
yang sekiranya harus bisa bersahabat dengan anak. Pada masa ini anak
dipersiapkan untuk sekolah, maka seuruh potensi seperti panca indra dll yang
dimiliki anak harus siap menerima pembelajaran dengan baik. Menurut hasil penelitian dibidang Neurology (
dalam Ade Benih Nirwana : 2011 )[8]
perkembangan otak anak tumbuh pesat diusia dini. Salah satu hasil dari
penelitianya adalah pada usia empat tahunkapasitis kecerdasan anak mencapai 50
% dan usia delapan tahun mencapai 80 %. Dengan demikian pada usia tersebut
dikalangan para psikolog dikatan usia emas. Maka penting bagi orangtua untuk
melihat perkembangan dan kondisi anak di usia dini.
a.a Perkembangan
Psikologis Anak menurut Umur.
Umur 0-3 bulan
-
Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
- Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
- Melihat dan menatap wajah anda
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
- Suka tertawa keras
- Bereaksi terkejut terhadap suara keras
- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak
Umur 3-6 bulan
- Berbalik dari telungkup ke telentang
- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
- Menggenggam pensil
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
- Memegang tangannya sendiri
- Berusaha memperluas pandangan
- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
- Mengeluarkan suara gembira benada tinggi atau memekik
- Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri
Umur 6-9 bulan:
- Duduk (sikap tripoid-sendiri)
- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
-Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
- Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan
- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
- Bersuara tanpa arti, seperti mamama,
babababa, dadadada, tatatat
- Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
- Bermain tepuk tangan/ciluk ba
- Bergembira dengan melempar bola
- Makan kue sendiri
Umur 9-12 bulan:
- Mengangkat badannya ke posisi tegak
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
- Menggenggam erat pensil
- Memasukkan benda ke mulut
- Mengulang menirukan bunyi yang
didengar
- Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
- Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
- Senang diajak bermain "CILUK BA"
- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
Umur 12-18 bulan:
- Berdiri sendiri tanpa berpegangan
- Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
- Berjalan mundur 5 langkah
- Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata
"mama"
- Menumpuk 2 kubus
- Memasukkan kubus ke kotak
- Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang
menyenangkan atau menarik tangan ibu
- Memperhatikan rasa cemburu atau bersaing
Umur 18-24 bulan:
- Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
- Berjalan tanpa terhuyung-huyung
- Bertepuk tangan , melambai-lambai
- Menumpuk 4 buah kubus
- Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Menggelindingakan bola ke arah sasaran
- Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
- Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
- Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri
Umur 24-36 bulan:
- Jalan naik tangga sendiri
- Dapat bermain dengan menendang bola kecil
- Mencoret-coret pensil pada kertas
- Bicara dengan baik menggunakan dua kata
- Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
- Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
- Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
- Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
- Melepas pakaiannya sendiri
Umur 36-48 bulan:
- Berdiri 1 kaki selama 2 detik
- Melompat kedua kaki diangkat
- Mengayuh sepeda roda tiga
- Menggambar garis lurus
- Menumpuk 8 buah kubus
- Mengenal 2-4 warna
- Menyebut nama, umur dan tempat
- Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
- Mendengarkan cerita
- Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
- Mengenakan sepatu sendiri
- Mengenakan pakaian sendiri
Umur 48-60 bulan:
- Berdiri 1 kaki 6 detik
- Melompat-lompat dengan kaki satu
- Menari
- Menggambar tanda silang
- Menggambar lingkaran
- Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
- Mengancing baju atau pakaian boneka
- Menyebut nama lengkap tanpa di bantu
- Senang menyebut kata-kata baru
- Senang bertanya tentang sesuatu
- Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
- Bicaranya mudah dimengerti
- Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
- Menyebut angka, menghitung jari
- Menyebut nama-nama hari
- Berpakaian sendiri tanpa dibantu
- Menggosok gigi tanpa dibantu
- Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu
Umur 60-72 bulan:
- Berjalan lurus
- Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
- Menggambar dengan enam bagian, menggambar orang lengkap
- Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
- Menggambar segi empat
- Mengerti arti lawan kata
- Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
- Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
- Mengenal warna-warni
- Mengikuti aturan permainan
- Berpakaian sendiri tanpa dibantu[9]
b.
Perkembangan Psikologis Remaja.
Masa
remaja menurut Stanly Hall ( dalam Agoes Dariyo :2004 ) dianggap sebagai masa
topan badai dan stress (strorn and stress) karena mereka telah memiliki
keinginan bebas untuk menentukan nasib diri-sendiri. Kalau dlam upaya proses
mencari jatidirinya terarah maka ia akan menjadi manusia yang tanggung jawab,
tetapi kalu tidak ada bimbingan maka bisa menjadi manusia yang tidak memiliki
masa depan yang jelas.
Maka
disini peran dan unsur keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan untuk
membentuk dan membangun kepribadian bagi remaja agar memiliki kejelasan dalam
hidup. Ketiga institusi tersebut memiliki peranan yang sangat penting guna
mengantisipasi kenakalan remaja yang selama ini marak dilakukan oleh sebagian
remaja.
D. Kesimpulan
Psikologi perkembangan
menurut Islam memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembangan pada
umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan perubahan manusia. jika psikologi
perkembangan membatasi penelitiannya dari konsepsi sampai kematian, yang memiliki prinsip dasar yang terdiri dari
kehidupan manusia merupakan proses yang gradual, memiliki pola tertentu,
merupakan proses kumulatif dan silmultan, melampaui keberadaan fenomenal
duniawi, dan melewati periode kritis dan sensitive tertentu.
Ada beberapa faktor
yang akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbahan anak diantaranya faktor
keluarga baik ditinjau dari sisi keturunanya maupun sifat dan karakter dari
kedua orang tuanya. Kemudian faktor lingkungan baik lingkungan keluarga,
pendidikan maupun masyarakat diamana ia berinteraksi. Maka disan individu akan
terwarnai, maka dari itu peran serta keluarga dalam menjaga dan mewarnai
anaknya guna menjadi anak yang sesuai yang dikehendaki.
Mudah-mudahan dengan
secuil pemikiran ini bisa menambah wawasan bagi kita untuk mencerahkan warna
pemikiran kita tentang psikologi.Terlebih bagi para pendidik, orang tua yang
setiap saat dan setiap hari berinteraksi, berkomunikasi dengan anak, yang
tentunya harus mengawal setiap terjadi perkembangan agar senantiasa selalu
terjaga dan terawasi.
Daftar Pustaka
1. Ade benih Nirwana , Psikologi Ibu, Bayi dan Anak ; penerbit Nuha Medika.
Yogyakarta 2011
2. Agoes Dariyo , Psikologi Perkembangan Remaja ; Penerbit Ghalia Indonesia.
Bogor 2004
3. http://bacindul.blogspot.com. 2012
6. Buku Pedoman Pelaksanaan, Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang
Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, hal. 10-13. Penerbit, Kementerian
Kesehatan RI
[5] Ibid hal 1 : 2012
[7] Ade
Benih Nirwana : Psikologi Ibu, Bayi dan anak. Pnerbit Nuha Medika Yogyakarta
2011
[8] Ibid
hal 122-123
[9] Buku Pedoman Pelaksanaan, Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, hal. 10-13. Penerbit,
Kementerian Kesehatan RI
No comments:
Post a Comment