Oleh
:
Maedi
A. Duhai anakku,….
Kalian semua telah tepat dalam
memilih sebuah lembaga Pendidikan bernama Persyarikatan Muhammadiyah,…
Disana kalian akan
mendapatkan ilmu apa yang selama ini
idam-idamkan oleh semua fihak Orang tua kalian bangga begitu anda diterima
menjadi siswa Muhammadiyah. Harapan dan keinginan orangtuamu agar anda menjadi
anak yang soleh dan solehah. Maka dengarkan dan simaklah tulisan ini, sebelum
kalian menjalani proses pembelajaran di Perguruan Muhammadiyah, baik tingkat TK/PAUD,
SD, SMP, SMA/SMK .
Pertma,
luruskan niat kalian sebelum belajar, karena ini penting buat kalian selama
kalian mengikuti proses pembelajaran. Ketika kalian lurus dalam niat maka itu
merupakan awal di mudahkanya kalian dalam
mendapatkan ilmu dari bapak ibu
guru kalian . Niat yang kuat akan
membuahkan tekad yang kuat , sehingga melahirkan motivasi dan keinginan yang
kuat dalam proses belajar. Disanalah
kalian akan memetik buah dari semangat dan keingian, yakni berupa ilmu. Jangan
pernah mengeluh dan putus asah, hal itu merupakan awal dari kemalasan dan
kemunduran. Sesulit apapun yang kalian hadapi, apakah itu berkaitan dengan mata
pelajaran umum atau keagamanan, pastinya akan ada solusi jika kalian mengahadapinya
dengan sabar yang berorientasi pada penyelesaian masalah, bukan dengan putus
asa apalagi hanya mengeluh dan mengeluh. Karena disana ada pelajaran yang
kalian dapatkan dari persoalan-persoalan yang kalian hadapi, yakni proses
pendewasaan. Kehidupan yang kelak kalian jalani tidak selamanya bareng dengan
orang tua, maka dari proses pembelajaran itulah kalian dituntut untuk bisa
bersikap dewas dalam menghadapi segala bentuk persoalan yang kelak kalian
hadapi sehingga kalian mampu memecahkanya.
Para bapak dan ibu guru
sengaja memberikan pembelajaran yang mungkin kamu tidak pernah bayangkan
sebelumnya serta tugas dalam bentuk mengerjakan soal, pekerjaan rumah, itu semua dalam rangka belajar untuk memecahkan masalah guna mengukur sikap dan
tanggung jawab kalian.
Maka jalanilah dengan penuh
rasa tanggung jawab, sabar ,apa yang sudah menjadi aturan di sekolah sekalipun
menurut kalian berat atau tidak suka.
Perlu diingat, bahwa sesuatu
yang kamu ngga suka bukan berarti akan membinasakanmu, bisa jadi kelak itu baik buat diri kamu.
Kedua, bersikap
lapang dada. Ketika kalian dalam menuntut ilmu masih ada rasa dengki, hasad dan
sombong, maka itu merupakan penghalang masuk nya ilmu pada diri kalian.
Kalaian akan merasakan sulitnya memahami
dan mengerti hakikat ilmu yang kalian terima dari guru-guru kalian. Para ulama
mengatakan al-Ilmu An Nur, ilmu itu ibarat cahaya. Cahaya tidak akan
tembus menyinari bumi jika
terhalang oleh awan mendung. Begitu pula ilmu tidak akan sampai ke lubuk hatimu
yang paling dalam, jika dalam hati kalian masih ada penghalang berupa penyakit
hati seperti yang di sebutkan diatas. Maka dari mulai sekarang lapangkan hati kalian agar kalian dengan
mengharap perlindungan dari Allah agar mendapatkan kemudahan dalam memperoleh
ilmu pengetahuan maupun agama dari guru-guru kalian.
Ketiga.
Sabar merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki seorang pelajar Muslim.
Untuk mendapatkan ilmu, dibutuhkan kesabaran, karena membutuhkan waktu yang
lama, disana ada proses transfer of kwnolage yang tidak mudah seperti
membalikan kedua tangan. Kesabaran merupakan solusi dan sifat yang melekat bagi
si penuntut ilmu. Kurang lebih tiga tahun kalian akan digembleng bukan saja
dari sisi pengetahuan, ketrampilan tetapi sikap dan perilaku kalian juga akan
di bina dari yang biasa menjadi pelajar yang luar biasa, dari pelajar yang
tidak baik menjadi baik dari yang baik menjadi pelajar yang lebih baik. Dan hal
itu membutuhkan proses dan kesabaran penuh.
Keempat.
Memagang prinsip yang kuat dan teguh. Ketika kalian menjadi pelajar maka tidak
sedikit ujian yang datang menghampiri kalian baik dari dalam diri kalian maupun
dari luar seperti ; teman dari lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Disini
kalian diuji mental dan prinsip kalian. Ketika kalian lemah maka kalian akan
terjerumus kedalam perilaku-perilaku menyimpang yang justru akan merugikan diri
kalian sendiri seperti, pergaulan bebas , bolos sekolah, nongkrong di jalanan
pada saat jam-jam belajar yang mengakibatkan tawuran antar pelajar. Adapun
pengaruh dari dalam akan memunculkan sikap males dalam belajar sehingga tidak
rajin , kurang serius dan cenderung bermalas-malasan dalam belajar. Maka disini
diperlukan sikap mental dan prinsip yang kuat agar kalian tidak terpengruh.
Komunikasikan setiap kalian mengahadapi masalah baik pribadi maupun di luar
dengan guru, wali kelas atau BP, jadikan mereka sebagai mitra dalam curhat agar
ditemukan solusinya. Sebab kalau masalah terus berlarut-larut justru akan
semakin rumit dan kompleks ketika tidak di pecahkan. Sehingga akan berpengaruh
terhadap proses pembelajaran kalian dan berdampak terhadap nilai dan prestasi
kalian.
B. Buatmu para pendidik ….
Tahun ajaran baru sudah
dimulai dan proses pembelajaranpun akan segera dilaksanakan , maka tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada
para pendidik dilingkungan persyarikatan Muhammadiyah , sambutlah kehadiran meraka
( para calon – calon pelajar Muhammadiyah generasi penerus bangsa ) dengan senyuman penuh rasa cinta dan sayang. Sampaikan kata dan kalimat yang terucap pada
mereka dangan bahas cinta, karena meraka adalah
manusia yang layak dan pantas dimanusiakan. Mereka yang oleh Allah SWT
sudah diberi potensi untuk di kembangkan dan di salurkan sesuai dengan bakat
dan kemampuanya. Orang tua mereka telah mengamanahkan kepada kita semua untuk
mendidik dan membina agar mereka menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat
buat lingkungan keluarga dan masayarakatnya. Tugas besar kita sebagai pendidik,
bagaimana bisa menghantarkan mereka ke
gerbang pintu kemerdekaan. Karena yang kita hadapi manusia yang sudah punya
pontesi maka di perlukan sikap tauladan dan bijak bagi kita para guru baik
dalam proses pembelajaran maupun pelayanan. Sikap bijak dan tauladan ini
diaktualisasikan dengan menumbuhkan rasa ingin tahu tentang pentingnya menggali
dan mengembangkan ilmu pengetahuan agar bisa menjadi yang terbaik dalam meningkatkan
kualitas diri dengan memperkaya cakrawala keilmuan sebagai bekal dalam mendidik.
Mendidik tentu berbeda dengan mengajar,
kalau mengajar hanya sebatas transfer of knowlage tetapi mendidik konteksnya
lebih luas dan integreted antara apa yang diucapkan dengan perbuatan. Hal ini
menunjukan bahwa seorang guru bukan hanya memiliki kemampuan secara intelektual
akan tetapi guru harus memiliki
kecerdasan emotional dan spiritual. Perpaduan kecerdasan intelektual,
emotional dan spiritual yang dimiliki seorang guru akan melahirkan sikap
tauladan, tanggung jawab, rasa peduli, empati, komunikasi dan interaksi pada peserta didik serta mampu menggerakan
segala potensi yang ada pada dirinya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
kelas.
C. Muara pendidikan
Pendidikan memiliki tujuan
yang mulia yakni “ proses pendewasaan yang didalamnya ada pembinaan dan
bimbingan agar peserta didik menjadi dewasa”[1].
Dengan demikian tugas kita, bapak dan ibu guru sekalian sebagai pendidik
amatlah berat. Butuh energi positif yang melekat pada pribad pendidik sebagai
stamina agar kita tidak mudah luntur, patah semangat dan mudah mengeluh, dan
tidak mudah menyalahkan disaat kita mendapati anak yang kurang perhatian dari
lingkungan keluarga maupun masyarakat. Karena secara psikologis akan berpengaruh
terhadap kondisi sikap dan mental si anak. Disinilah tantangan bapak ibu
pendidik untuk bersikap bijak dan jernih dalam menghadapinya agar bisa merubah
karakteristik dan kepribadian anak yang tadinya tidak baik menjadi baik. Dalam
sebuah teori ilmu psikologis perkembangan banyak faktor yang bisa merubah
kepribadian anak, salah satunya adalah faktor penerimaan sosial[2]
dimana anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa
percaya diri dan kepandaianya. Maka semaksimal mungkin bagaimana kita menciptakan
lingkungan yang kondusif di lembaga pendidikan kita dengan perangat aturan yang
dibuat dan dengan sikap kedewaasan dan ketauladan dari para pendidik dengan
menunjukan sikap perhatian, cinta dan kasih sayang agar bisa terwujud pendidikan
diatas. Oleh karena itu penting bagi kita para pendidik untuk selalu mengkaji,
mengamati setiap perkembangan yang terjadi pada peserta didik kita, baik
ditingkat TK/PAUD, SD, SMP maupun SMA/SMK dilingkungan pendidikan Muhammadiyah.
Menurut Jean Jecques
Rousseau[3]
perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam lima tahap
sebagai berikut ;
a. Tahap
perkembangan masa bayi ( sejak lahir-2 tahun), dalam tahap ini perkembangan
pribadi didominasi oleh perasaan baik senang maupun tidak senang senantiasa
menguasai diri bayi. Perasaan itu muncul
tidak tumbuh dengan sendirinya melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya
reaksi bayi terhadap stimuli lingkunganya.
b. Tahap perkembangan masa kanak-kanak (2 tahun
s/d 12 tahun) dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak dimulai dengan semakin
berkembangnya fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan. Dapat dikatakan
pada tahap ini setiap kejiwaan anak didominasi oleh pengamatanya. Sementara
menurut Piaget [4] usia 2 tahun - 7 tahun
menyebutnya sebagai tahap preoprasional.
Dia menganggap pikiran selama periode ini bersifat intuitif dan tidak logis
baru pada usia 7 tahun sampai 11 tahun disimpulkan sebagai masa berfikir concrete operasional karena sudah
berfikir logis, sistematis dan hanya didasarkan pada obyek-obyek yang konkrit.
c. Tahap perkembangan pada masa preadolesen
( 12 tahun s/d 15 tahun ) dalam tahap ini perkembangan fungsi
penalaran intelektual pada anak sangat dominan seiring dengan pertumbuhan
sistem saraf serta fungsi fikiranya. Maka anak akan kelihatan lebih kritis
dalam menanggapi sesuatu ide atau pengetahuan dari orang lain. Pada tahap ini
kondisi anak memiliki kekuatan
intelektual, energi fisiknya kuat sedangkan kemaunya kurang keras dengan
fikiranya yang berkembang, anak mulai belajar menemukan tujuan serta keinginan
yang dianggap sesuai baginya untuk memperoleh kebahagiaan
d. Perkembangan
pada masa adolesen ( 15 - 20 tahun )
dalam tahap perkembangan ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan
seksual yang kuat. Kondisi ini membuat orang mulai tertarik kepada orang lain
yang berlaianan jenis kelaminanya. Di samping itu pada tahap ini dia mulai
berfikir mengembangkan kehidupan yang realistis, serta mulai memikirkan pola tingkah
laku yang bernilai moral. Dorongan keinginan dan emosi yang berkembang pada
masa ini menjadikan orang pada tahap ini sering mengalami kegoncangan serta
ketegangan dalam jiwa
Dari uraian diatas
menunjukan bahwa tugas pendidik sangat berat dan harus banyak bersabar dan
banyak belajar karena akan berhadapan dengan kondisi psikologis anak yang
beragam karakter, sifat sehingga dibutuhkan modal intelektual, emotional dan
spiritual guna mengahadapi peserta didik yang akan kita bina , kita bimbing dan
kita arahkan ke jalan yang benar. Maka dibutuhkan kekompakan dan sinergitas
antara guru, pembina ekskul, BP/BK, TU, kepala sekolah, wakasek serta yayasan
agar terwujudnya tujuan dari pada
pendidikan. Disana kita saling melengkapi dan menyempurnakan dan saling bekerjasama
antara komponen yang satu dengan yang lainya. Bukan saling menjelekan dan
menjatuhkan karena kita diciptakan bukan manusia yang sempurna tetapi bagaimana
saling menyempurnakan diantara
ketidaksempurnaan kita.
Selamat berjuang dan bekerja
landasilah semuanya itu dengan keiklasan dan kesabaran, maka sesulit apapun
akan ada solusi pemecahanya. Tugas mulia ini sangtlah berarti buat generasi
kedepanya sehingga dimasa yang akan datang kita bisa menyaksikan hasil
kreatifitas berfikir dan pondasi peradaban yang dibangun oleh generasi binaan
kita bisa bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Wallahu’alam.
====================================================================
Daftar Pustaka
1. Ade
Benih Nirwana ; Psikologi Ibu, Bayi dan
Anak . Penerbit Nuha Medika Yogyakarta 2011
Djaali, H. Prof.Dr ; Psikologi Pendidikan
Penerbit Bumi Aksara Jakrata 2013
Lynn Wilcox ; Psikologi Kepribadian diterjemahan oleh kumalahadi P Penerbit IRCiSoD Jogyakarta 2013
Uyoh sadulloah MPd ; Pedagogik . Penerbit Alfabeta
Bandung 2011
[1] Lihat Uyoh Sadulloh, MPd hal
128 , Pedagogik penerbit Alfabeta
2011