About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Monday 18 November 2013

Belajar dari pengalaman “ Si Cantik “




Oleh : Maedi

Pendahuluan

Kamis pagi tepatnya jam 02.15 wib tanggal 21 maret 2013, saya terbangun dari tidur, kemudian  menyaksikan berita yang ditayangkan lewat beberapa stasiun tv swasta. Sambil sesekali saya baca buku dikala iklan menyapa, serta menyiapkan Laptop untuk menggerakan jari-jariku hingga membuat sebuah tulisan yang terinspirasi dari berita yang saya dengar dan dari buku yang saya baca.

Berita informasi yang saya dapatkan dari beberapa daerah tentang kejadian pelecehan seksual terhadap anak, remaja dan ibu-ibu, notabenya adalah kaum hawa yang dilakukan anak manusia yang tidak bertangguang jawab. Padahal kalau kita tinjau dari beberapa aspek bahwa kaum hawa memiliki potensi besar dalam membangun dan membentuk karakter anak yang seharusnya dihargai dan dimanusiakan.

Kemudian pertanyaanya ,  mengapa hal itu bisa terjadi ?, apakah masyarakat kita sudah mulai hilang rasa simpati dan empati terhadap kaum hawa ? padahal kita semua terlahir dari rahim kaum hawa ? atau ada yang harus diluruskan mengenai sikap , karakter adab dan etika dalam bergaul, berpakaian serta beraktifitas yang dilakukan kaum hawa sehingga tidak memancing munculnya tindakan-tindakan pelecehan yang cenderung mengkriminalkan wanita atas sikap dan perilaku” bejad” dilakukan sabagian kaum laki-laki yang tidak bertanggungjawab !.

Yang jelas dalam tulisan ini tidak bertendensi untuk menyalahkan siapa yang bersalah dan yang disalahkan, akan tetapi saya hanya ingin berbagi pemikiran, perenungan sebagai bentuk kegelisahan saya atas peristiwa yang menimpa kaum hawa untuk bersama-sama melakukan evaluasi sikap dan membangun paradigma berfikir  agar kedepan tidak lagi terdengar rasa pilu dan haru yang dialami dan dirasakan  kaum hawa yang sudah selayaknya dimanusiakan.

Dari pemberitaan yang saya lihat dan dengar lewat tv  mengingatkan saya akan peristiwa yang terjadi menimpa sahabat dan teman saya yang cantik dan periang, kurang lebih 16 tahun yang lalu ketika saya masih duduk dibangku SMA. Saat itu saya mengikuti kursus komputer, dimana ( kursus komputer ) lagi “ngetrendnya” dikalangan pelajar SMA. Begitu bergeliat dan semangatnya para pelajar didalam  mengikuti pembelajaran komputer agar bisa mengoperasikan,  dan yang mengikuti pendidikan kursus komputer itu dari beberapa siswa – siswi  yang berlatarbelakang sekolah yang berbeda. Disana saya banyak berkenalan dengan temen-temen dari beberapa sekolah lain. Kurang lebih 15 siwa-siwa perkelasnya mengingat ruangan yang sempit.

Di ruang kelas saya, ada salah satu siswi yang secara fisik memiliki kelebihan dalam artian cantik diantara teman-temannya. Sebut saja Bunga ( nama samaran )....dia gadis yang cantik berkulit putih dengan rambut pirang lurus. Anaknya ceria, murah senyum, gaul kemudian ceplas-ceplos ketika ngobrol sehingga mengundang tawa dan perhatian temen-temenya. Gadis yang satu ini menjadi bahan perhatian diantara teman-teman laki-laki dikelasku. Banyak sekali teman laki-laki yang berharap bisa duduk satu bangku dengan dia. Bahkan guru pembimbang komputerpun tidak luput perhatianya pada gadis ini. Hal ini telihat ketika proses pembelajaran, guru pembimbing selalu dan sering mendekati sambil bercanda ria. Sehingga mengundang kecemburuan diantara siswa lainnya dan siswi yang lain merasa kurang diperhatikan. Singkat cerita kurang lebih satu tahu setelah selesai mengikuti pembelajaran komputer, akhirnya kami berpisah dengan membawa sejumlah kenangan indah dan sedikit ilmu komputer yang didapat. Namun tiba-tiba saya dikejutkan  ketika si Bunga datang bermain kekerumah tetangga yang masih ada garis keturunan keluarga. Dia bermain sambil membeli makanan cemilan di warung jajanan. Saat itu saya keluar dari rumah dia ( Bunga ) menyapa dengan senyuman khasnya saya pun membalas sambil menyapa,”……..

Saya                : ,” kalau ngga salah kamu bunga ya ?,....

Bunga              : “Ia”,  jawabnya

Saya                :” Gimana kabarnya” ...?,

Bunga              :” alhamdulillah baik “.....,..

Saya                :” Lagi main kesiapa ? tanya saya,

Bunga              :...”oh... lagi main kerumah temen,”jawab Bunga,”

Saya                : “Temenmu Siapa namanya ? pertanyaanku,..”

Bunga              : “...itu si Eva...

Saya                : oh,...yang rumahnya deket mushollah itu toh,...

Bunga              : “ ia bener..... 



Dari pertemuan yang singkat kurang lebih 15 menit  Bunga pun pamit dan pergi menuju  rumah Eva yang tidak jauh dari rumahku . Ada sesuatu yang berbeda dari penampilan Bunga Dari situ saya merasa kaget dan heran satu tahun ngga ketemu setelah ketemu ternyata terjadi perubahan seratus derajat. Bunga yang dulu saya kenal sewaktu masih SMA mengenakan baju pendek, seksi dan ketat ternyata mengalami suatu perubahan. Disitulah mengundang penasaran saya untuk ingin mengetahui lebih jauh. Satu hari kemudian saya kerumah Eva yang tidak jauh dari rumahku yang hampir setiap sore selalu bertemu ketika shalat magrib dan ngaji bareng  di mushollah.

Saya bertanya kepada Eva tentang perihal Bunga ,”……………….



Saya                : “Bunga sekarang berubah ya...... udah pakai jilbab. Pertanyaanku

Eva,                 : “Tau ngga kenapa dia ( Bunga ) pakai jilbab ?

Saya                : “ngga tahu, emang kenapa ? jawabku “,...

Eva                  :...” itu tuh  kepalanya di gundul oleh orang tuanya,...” Kata Eva,”

Saya                :,...... ah ...digundul...?  jawab saya kaget “,

Saya                : kejadianya gimana bisanya dia digundul  ? tanyaku

Eva                  : ,.... Dia hamil jawab Eva

Saya                :  astagfirullah,“  jawabku dalam hati , saya pun tertegun kaget sambil bengong 

Saya                : ....sayang  ya dia cantik jawab saya polos.



Kemudian si Eva menceritakan kronologi kejadianya ,’.....Singkat cerita bahwa si Bunga sedang menghadapi masalah dan diajak temen laki-laki satu sekolahnya, pergi ke suatu tempat disana tidak sendirian banyak teman yang lain menunggunya dengan alasan menghilangkan stress akibat dari masalah yang dihadapinya kemudian diajak melakukan pesta miras - hingga akhirnya tanpa disadari karena pengaruh narkoba dan minuman keras mereka melakukan kejadian yang tidak bermoral yang tidak pantas dilakukan seorang pelajar.

Kisah diatas yang menimpa Bunga tentunya bisa menjadi pelajaran bagi kita  orang tua atau yang berprofesi sebagai guru, dosen maupun para da’i dan da’iyah atau siapa saja yang peduli terhadap persoalan anak remaja.

Persoalan yang dihadapi seorang remaja secara psikologis sangatlah kompleks, disatu sisi mereka sedang mengalami proses pencarian jati diri tapi disisi lain mental sikap serta pendirian mereka kurang mapan sehingga sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan mereka bergaul dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah rasa penasaran yang dirasakan remaja sangat tinggi begitu juga rasa ingin mencoba begitu besar.[1]

Seorang ulama besar bernama Syaekh Prof. Ali Antontowi yang konsen pada persoalan moralitas umat. Beliau sudah menghimbau dan mengingatkan umat lewat ceramah, khutbah dan tulisan-tulisan  yang beredar di berbagai media maupun buku-buku yang beliau tulis. Hal ini  merupakan bentuk perhatian beliau kepada umat Islam terutama generasi muda, remaja dan pelajar agar jangan terjebak pada kenikmatan sesaat yang akan bisa menjadi candu sehingga akan terus-menerus ketagihan serta keinginan untuk  mengulangi dan mengulangi apa yang sudah dilakukanya.[2]

Salah satu buku beliau dengan judul“ Kepada Putra Putiku “ yang pernah saya baca sewaktu masih duduk di bangku STN ( Sekolah Teknik Negeri ) Palimanan setara SMP. Buah karya Prof Syaekh Ali Antontowi[3] sungguh luar biasa didalamnya seakan Sang Prof mengajak bicara secara langsung dengan pembaca dengan gaya penulisan yang sangat bijak, dialogis dan mengena seperti layaknya sang ayah ketika berbicara dengan anaknya.

Berikut ini saya lampirkan dan saya tulis agar bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua, supaya kita lebih berhati-hati dalam perkara pergaulan.

“Putriku tercinta ! Aku seorang ayah yang telah berusia hampir limah puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah banyak mengunjungi negeri dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan banyak pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.

Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu sampai penaku tumpul dan mulutku letih, dan kami tidak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan,betis dan lehernya.

Anda benar duhai wanita, bahwa laki-lakilah yang pertama kali memulai merambah kelorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andai kata bukan lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah pembuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu, “ silahkan masuk ( engkau memberi kesempatan), ketika ia telah mencuri, engkau baru berteriak,” maling...maling,..maling, toolong..,toloong,.toloong saya kemalingan.

Itulah kata-kata yang tertuang dalam buku beliau serta  pengalaman beliau di beberapa negara yang beliau kunjungi. Semangat dan perhatian beliau tidaklah luntur sekalipun penah yang beliau tulis telah “ tumpul “ fisik terasa lelah tapi beliau tetap semangat dalam berda’wah demi perbaikan moral anak Adam as.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Perubahan Sikap Anak Remaja

Saya tidak  terbayang kondisi perilaku pelajar, remaja dan pemuda zaman sekarang, kejadian  yang menimpa sahabat saya kurang lebih 16 tahun yang lalu beitu pilu dan mengharukan,  bagaimana dengan kondisi di zaman sekarang yang aksesnya lebih muda dan terjangkau sementara sistem kontrol tidak maksimal baik dari orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan maupun aparat pemerintahan. Serta sikap apatis dari masyarakat sekitar mendorong tumbuhnya pergaulan bebas ditengah-tengah masyarakat. Seandainya masyarakat kita pro aktif dalam mengingatkan atau berperan aktif dalam mencegah hal ini akan meminimalisir merebaknya penyakit masyarakat.

Era globalisasi tak dapat dipungkiri disatu sisi membawa dampak positif seperti ; bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa memudahkan dalam hal komunikasi dan transformasi baik pengetahuan maupun pengalaman melalui teknologi canggih, serta lebih mudah mengakses informasi yang lebih cepat dan akurat. Tetapi disisi lain berdampak negatif  terhadap nilai-nilai moral yang berkaitan dengan perilaku kehidupan yang terjadi dimasyarakat lingkungan kita , terlebih dikalangan generasi muda, remaja yang secara psikologis masih relatif kurang matang dalam berfikir sehingga sangat mudah terpengaruh oleh faktor-faktor dilingkuangan sekitarnya.

Tetapi kita tidak boleh menyalahi dan menyerah terhadap keadaan karena tidak dapat dipungkiri bahwa dinamika kehidupan akan terus berlangsung dan berkembang seiiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selagi kita masih bisa  berusaha  untuk memperbaiki keadaan dan kondisi perilaku para remaja dan pelajar, maka kita harus banyak meluangkan waktu tenaga dan fikiran kita untuk berbagi ilmu, wawasan, pengalaman dan yang terpenting mau meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah mereka sehingga kita bisa membantu dan menyelesaikan masalah yang mereka alami agar terhindar dari orang yang memanfaatkan situasi dan kondisi psikologi mereka  yang mengarah pada kehinaan sehingga berakhir pada penyesalan permanen !.

Peran Orang tua, lembaga pendidikan, masyarakat  dan pemerintah, dalam upaya untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan sosial.

Dari uraian diatas yang didasari pengalaman dan statement dari seorang Prof Ali Antontowi, maka dapat di jadikan satu rujukan bahan perenungan bagi kita orangtua, guru, dosen termasuk para mahasiswa dan pelajar guna melakukan kesadaran kolektif akan pentingnya perhatian terhadap moralitas masyarakat dan generasi muda untuk menghantarkan mereka ke “ gerbang pintu kemerdekaan “, dari belenggu lingkungan yang menyeret mereka ke ranah kehinaan dan kenistaan. Bagaimana peran keluarga, lembaga pendidikan dan pemrintah dalam mengahadapi persolana remaja.

a.    Peran Keluarga ( Orang tua ).

Peran keluarga sangat signifikan dalam membentuk karakter anak, dari tangan dan belaian kedua orang tualah akan terbangun satu karakter dan kepribadian anak. Keluarag hendaknya di jadikan institusi utama dan pertama dalam perbaikan kondisi seorang anak. Semakin sempitnya komunikasi dan hubungan antara anak dan orang tua, maka itu merupaka petaka bagi kehidupan pribadi seorang anak. Karena secara psikologis eksistensi seorang anak ingin di perhatikan oleh kedua orang tuanya. Bentuk perhatian orang tua pada anakpun tentunya harus rasional dan proposional. Artinya di sesuaikan dengan kondisi perkembangan psikologi anak. Salah dalam memberikan perhatian pada anak justru akan memberikan dampak negatif tersendiri bagi perkembangan anak. Misalnya anak terlalu di manjakan dengan memberikan materi secara berlebihan sementara hubungan komunikasi antara orang tua dan anak jarang di lakukan. Maka anak cenderung liar dan bebas karena ingin mencari perhatian orang lain. Perhatian orang tua pada anak bukan saja secara materi tetapi kebutuhan sentuhan hati diajak komunikasi itulah yang terpenting. Keberadaan dan eksistensi seorang anak merasa di hargai bahkan merupakan bagian dari keluarga. Ketika orang tua sibuk dengan pekerjaanya tanpa memperhatikan apa yang dialami dan dirasakan oleh anaknya maka kejadian yang menimpa sahabat saya akan terulang kembali. Ketika  persolannya menimpa remaja putra maka kita bisa saksikan bagimana aksi geng motor, tawuran pelajar dan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan para pelajar. Komunikasi dan interaksi harus diintensifkan sekalipun hanya bertegur sapa atau menanyakan keberadaan dan aktifitas. Karena itu bagian dari menjaga komunikasi antara orang tua dan anak.

Ada salah satu filosofi yang harus di jadikan pelajaran bagi orangtua dalam pengawasan dan menjaga anak  yakni seperti Bermain layang-layang.

“ ketika bermain layang-layang yg  terbang ke  atas,  kita yang mengendalikan dari bawah tentunya pada saat menarik layang-layang tersebut jangan terlalu kera,  ada  kemungkinan besar akan terputus klo sekiranya tidak membahayakan cukup dengan memantau begitu juga jangan terlalu membiarkan maka layang-layang itu akan liar hingga terlepas atau bahkan nyantol ke tempat lain  “..

Filosofi diatas sangat tepat kalau kita tarik pada konteks sekarang, dimana peran orangtua jangan terlalu ketat ketika melakukan pengawasa dan pemantauan karena akan membuahkan perlawanan” dengan cara mencari celah dan kesempatan bagi si anak,  sehinga anak akan lari menjauh, tetapi juga tidak boleh terlalu longgar yang mengarah kepada kebebasan tanpa batas. Semakin kita membiarkan anak dalam pergaulan tanpa ada himbauan, teguran, penegakan aturan dan jauh dari nasehat maka anak akan liar dalam pergaulan.

Disinilah dibutuhkan sikap cerdas orangtua dalam mengamati perkembangkan perilaku seorang anak.Maka sudah sepantasnya mereka orang tua harus mengetahui tentang kondisi psikologis dari anak. Kalau sekiranya si anak dalam pergaulanya tidak begitu membahayakan maka cukup dengan mengamati bukan mengintograsi. Jadikan orang tua yang bersahabat dengan anak tetapi tetap menjaga kehormatan dan kewibawaan orang tua didepan anak-anaknya.

b.      Peran Masyarakat

Sikap apatis masyarakat ketika melihat penyimpangan yang dilakukan seorang remaja, pelajar disuatu tempat sama halnya membiarkan satu penyakit yang lama kelamaan akan menjalar ke penyakit lainya. Maka disini peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan. Ketika masyarakat berperan aktif dalam penanggulangan penyimpangan yang dilakukan remaja dan pelajar zaman sekarang akan meminimalisr terjadinya penyimpangan yg dilakukan oleh pelajar dan remaja kita.

Adapun bentuk konkrit peran aktif masyarakat cukup sederhana seperti  membuat aturan-aturan dalam bentuk larangan bagi remaja atau pelajar yang melakukan tindakan yang sifatnya tidak memancing anak untuk melakukan tindakan pergaulan bebas ditempat umum.. Kemudian melarang siswa-siswi atau remaja yang bukan suami istri untuk  menyewa dan memanfaatkan kos – kos sebagai ajang pergaulan bebas, pesta narkoba dan transaksi narkoba. Dari informasi yang saya dapatkan dari hasil wawancara pada seorang remaja dan pelajar mereka melakukan sek bebas dan pesta miras ditempat kos-kosan yang mereka sewa tanpa ada persyaratan yang ketan dan pengawasan dari masyarakat. Artinya peran pengawasan bagi masyarakat sangat dibutuhkan dan diharapkan terhadap ruang gerak aktifitas pelajar dan remaja yang  menjurus pada penyimpangan sosial.

c.       Peran pemerintah

Peran aktif masyarakat kalau tidak didukung aparat pemerintah akan memunculkan budaya anarkisme yang bisa kita saksikan di tv, koran dan media lainya dimana tejadi bentrokan antara geng motor dengan warga, antara alumni pelajar dengan  warga yang melakukan  pengrusakan fasilitas warga dan sekolah. Ini mengindikasikan warga atau masyarakat bermain sendiri tanpa melibatkan peran pemerintah dalam hal ini aparat kepolisan selaku penegak hukum. Ketika budaya “kebebasan” tidak diimbangi dengan penegakan hukum yang btegas maka akan memuncukan sikap dan budaya anarkis. Hali ini sudah terjadi di negeri yang kita cintai. Maka salah satu jalan peran aparat dan pemerintah untuk melkakukan penegakan hukum tanpa memandang siapa dan anak siapa !, kalau mereka bersalah maka hukumlah yang menjadi panglima.

Salah satu peran pemerintrah dalam upaya meredam derasnya arus liberalisasi pergaulan adalkah dengan cara melakukan penangkapan terhadap siswa atau pelajar yang keluyuran yang masih berada pada jam belajar. Hal itu bisa kita lihat ditempat –tempat yang menjadi “ pangkalan”  anak-anak remaja dan pelajar seperti di lokasi wisata , warnet maupun bilyard, diskotik dan kos-kosan umum. Disanalah aparat pemerintah, kepoliasan atau satpol pp melakukan razia secara intensif dan melakukan tindakan hukum bagi yang bersalah agar terjadi efek jerah bagi remaja maupun pelajar.

Kemudian pemerintah secara kebijakan harus mengalokasikan anggaranya untuk membuat agenda yang mengarah pada pemberdayaan para remaja dan pelajar guna mengantisipasi ruangang gerak mereka yang menjurus pada kenakalan ramaja, pergaulan bebas, narkoba dll dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada semua elemenn baik masyarakat lembaga pendidikan,maupun LSM yang peduli terhadap persoalan kenakalan remaja dan pelajar. Mereka diajak bica untuk merumuskan agenda kegiatan, karena saya yakin LSM-:LSM yang bergerak pada persolan remaja punya agenmda banyak tentang hal itu, tinggal bagaiumana keinginan kuat dari pemerintah setempat untuk melakukan kerja sama denga pihak-pihak terkait.

d.      Peran Lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan bagian terpenting dalam membentuk karakter pelajar dan remaja. Karena disana telah teragendakan lewat kurikulum maupun kegiatan-kegiatan eskul yang di terapkan disebuah lembaga pendidikan. Seandainya peran lembaga tersebut dimaksimalkan dengan terenca, sistematis dan terorganisir lewat rencana program semester dan tahunan dengan baik maka akan menumbuhkan tunas-tunas bangsa yang memiliki karakter tinggi.

Yang menyebabkan munculnya tawuran anak-anak pelajar bisanya karena terlalu longgarnya lemaga pendidikan dalam pengawasan dan lemahnya aturan yang diterapkan atau banyak jam pelajaran yang kosong karena tidak ada dikelas.Sehingga anak dengan lenggangkangkungnya keluar lembaga pendidikan dan mereka nongkrong, maka disana akan muncul persoalan, apakah tawuran atau pesta miras dan pergaulan bebas.

Maka peningkatan kegiatan eskul dengan mewajibkan bagi peserta didik untuk mengikuti nya yang diadakan di sekolah tersebut. Sehingga siswa setelah belajar tidak lagi keluyuran untuk pergi ketempat yang tidak bermanfaat akan tetapi mengikuti kegiatan sampai tuntas sehingga dalam benak fikiran mereka tidak terfikir untuk merencanakan hal-hal negatif.

Maka lewat tulisan ini saya mengajak pada semua pihak terutama kaum laki-laki berfikirlah sebelum melakukan suatu tindakan yang akan menodai harga diri kaum hawa. Camkan baik-baik ! bagimana jika hal itu terjadi pada adik kandungmu !, bagaiman jika hal itu terjadi pada ibumu! Tentu anda tidak ingin terjadi, maka kembalilah pada pijakan rasional yang cerdas agar anda bisa berfikir skala prioritas, sehingga anda akan mengurungkan niat jahat dan bejad anda.

Begitu pula kepada saudariku ! duhai wanita yang berhati halus bersikap lembut saya tidak ingin menghakimi saudariku,  cuma sedikit ingin memberikan sebuah  analogi walaupun ini hanya kasuistik , kemudian silahkan anda sendiri yang menjawab dan menilai , “ jika ada dua perempuan yang berjalan bersamaan, sama-sama memakai hijab yang satu memakai hijab hanya sebagai “ pembungkus badan “, yang masih terlihat liuk tubuhnya dengan paras cantik  yang mengundang perhatian, tetapi wanita yang satunya  dengan berhijab tebal dan berkerudung lebar hingga tidak terlihat liuk tubuhnya sesekali kerudung lebarnya menutupi wajahnya yang alami tidak berparas, kemudian disepanjang jalan dua wanita menjumpai sekelompok pemuda yang sedang nongkrong di pinggir jalan. Tolong jawablah dengan jujur,..Kira-kira siapa yang berpotensi yang akan di goda ?,.......????????,  ya itulah jawabanya tepat sekali, yang barusan terbesit dalam hatimu yang paling dalam !

Kemudian jika kalian punya persoalan jangan sembarangan kalian mencurahkan isi hatimu kepada setiap seseorang. Karena bisa jadi orang yang kamu anggap bisa dipercaya akan memanfaatkan kondisi yang anda alami.  Sehingga dia akan melakukan tindakan yang tanpa engkau sadari akan melakukan pelecehan seksual dan penghinaan diri anda. Curhatlah kepada orang yang bener-benar profesional ( psikolog ) dan anda percaya. Akan lebih baik jika anda seorang perempuan curhatlah kepada atau sesama perempuan yang kamu anggap bisa menyelesaikan persoalan yang anda . Insyaallah hal itu akan membuat anda nyaman baik kerahasiaanya maupun keamanan anda, begitu juga sebaliknya. Atau pada ibu anda karena ibu banyak sekali pengalaman kehidupan baik pahit maupun getir, kedekatan anda dengan ibu akan menentramkan batin dan jwa kalian.

Memang tidaklah mudah untuk merubah, butuh sebuah proses tapi jangan engkau jadikan alasan dengan mengatakan “ susah sekali ya,..” maka saya yakin ketika anda sudah menyatakan susah  maka ketika mau melangkahpun akan berat tapi yakinkan pada hatimu, “ Insyaallah saya sanggup dan, Bisa !, saya yakin ada jalan, untuk bisa melakukan suatu perubahan.

Mudah-mudahan dengan percikan pemikiran sederhana saya ini bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua untuk menyadari akan pentingnya peran dan sikap kita terhadap generasi muda remaja dan pelajar yang  disiapkan menjadi kader-kader bangsa yang memiliki kualitas dan visi kedepan yang jelas.

Saudaraku para pembaca,.. ! pada tulisan ini saya mencoba untuk belajar dan berbagi pengalaman dan untuk tidak menghakimi salah seorang . Ada pepatah mengatakan bahwa “ pengalaman adalah guru yang terbaik”, ..
-----------
Daftara Pustaka
Ade Benih Nirwana ; Psikologi Ibu, Bayi dan anak , penerbit Nuha Medika  Jogyakarta 2011



Ali Antontowi, Kepada Putra Putriku , Penerbit Gema Insan Press Jakarta
Agoes Dariyo,Psikologi Perkembangan Remaja, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta 2004



Catatan Pribadi





[1] Bisa anda lihat di buku dan referensi Perkembangan Psikologi remaja.
[2] Hal ini dirasakan dan di alami 3 remaja kurang lebih 2 bulan yang lalu tepatnya bulan september 2013 ketika konsultasi ( curhat ) ke sy bahwa dia (remaja) ingin berubah dan lari dari pergaulan bebas yg dia alami, dia rasakan karena merasa dikejar-kejar rasa  bersalah.
[3] Beliau ( Prof Ali Antontowi ) pada tahun 1970 an pernah berkunjung ke Indonesia dari sekian negara Islam yang di kunjungi.

1 comment: