Oleh : Maedi
Pendahuluan
Kamis
pagi tepatnya jam 02.15 wib tanggal 21 maret 2013, saya terbangun dari tidur,
kemudian menyaksikan
berita yang ditayangkan lewat beberapa stasiun tv swasta. Sambil sesekali saya
baca buku dikala iklan menyapa, serta menyiapkan Laptop untuk menggerakan
jari-jariku hingga membuat sebuah tulisan yang terinspirasi dari berita yang
saya dengar dan dari buku yang saya baca.
Berita informasi
yang saya
dapatkan dari beberapa daerah tentang kejadian pelecehan seksual terhadap
anak, remaja dan ibu-ibu, notabenya
adalah kaum hawa yang dilakukan anak manusia yang tidak bertangguang jawab. Padahal
kalau kita tinjau dari beberapa aspek bahwa kaum hawa memiliki potensi besar
dalam membangun dan membentuk karakter anak yang seharusnya dihargai dan dimanusiakan.
Kemudian
pertanyaanya , mengapa hal itu bisa
terjadi ?, apakah masyarakat kita sudah mulai hilang rasa simpati dan empati
terhadap kaum hawa ? padahal kita semua terlahir dari rahim kaum hawa ? atau
ada yang harus diluruskan mengenai sikap , karakter adab dan etika dalam
bergaul, berpakaian serta beraktifitas yang dilakukan kaum hawa sehingga tidak
memancing munculnya tindakan-tindakan pelecehan yang cenderung mengkriminalkan
wanita atas sikap dan perilaku” bejad” dilakukan
sabagian kaum laki-laki yang tidak bertanggungjawab !.
Yang
jelas dalam tulisan ini tidak bertendensi untuk menyalahkan
siapa yang bersalah dan yang disalahkan, akan tetapi saya hanya ingin berbagi
pemikiran, perenungan sebagai bentuk kegelisahan saya atas peristiwa yang menimpa
kaum hawa untuk bersama-sama melakukan
evaluasi sikap dan membangun paradigma
berfikir agar kedepan tidak lagi
terdengar rasa pilu dan haru yang dialami
dan dirasakan kaum hawa yang sudah
selayaknya dimanusiakan.
Dari
pemberitaan yang saya lihat dan dengar
lewat tv mengingatkan saya akan
peristiwa yang terjadi menimpa sahabat dan teman saya yang cantik dan periang, kurang
lebih 16 tahun yang lalu ketika saya masih duduk dibangku
SMA. Saat itu saya mengikuti kursus komputer,
dimana ( kursus komputer ) lagi “ngetrendnya” dikalangan pelajar SMA. Begitu
bergeliat dan semangatnya para pelajar didalam mengikuti pembelajaran komputer agar bisa
mengoperasikan, dan yang mengikuti pendidikan
kursus komputer itu dari beberapa siswa – siswi
yang berlatarbelakang sekolah yang berbeda. Disana saya banyak
berkenalan dengan temen-temen dari beberapa sekolah lain. Kurang lebih 15
siwa-siwa perkelasnya mengingat ruangan yang sempit.
Di ruang kelas
saya, ada salah satu siswi yang secara fisik memiliki kelebihan dalam artian cantik
diantara teman-temannya. Sebut saja Bunga ( nama samaran )....dia gadis yang
cantik berkulit putih dengan rambut pirang lurus. Anaknya ceria, murah senyum,
gaul kemudian ceplas-ceplos ketika ngobrol sehingga mengundang tawa dan
perhatian temen-temenya. Gadis yang satu ini menjadi bahan perhatian diantara
teman-teman laki-laki dikelasku. Banyak sekali teman laki-laki yang berharap
bisa duduk satu bangku dengan dia. Bahkan guru pembimbang komputerpun tidak
luput perhatianya pada gadis ini. Hal ini telihat ketika proses pembelajaran,
guru pembimbing selalu dan sering
mendekati sambil bercanda ria. Sehingga mengundang kecemburuan diantara siswa lainnya
dan siswi yang lain merasa kurang diperhatikan. Singkat cerita kurang lebih
satu tahu setelah selesai mengikuti pembelajaran komputer, akhirnya kami
berpisah dengan membawa sejumlah kenangan indah dan sedikit ilmu komputer yang
didapat. Namun tiba-tiba saya dikejutkan ketika si Bunga datang bermain kekerumah
tetangga yang masih ada garis keturunan
keluarga. Dia bermain sambil membeli makanan cemilan di warung jajanan. Saat
itu saya keluar dari rumah dia ( Bunga ) menyapa dengan senyuman khasnya saya
pun membalas sambil menyapa,”……..
Saya : ,” kalau ngga salah kamu bunga ya ?,....
Bunga : “Ia”, jawabnya
Saya :” Gimana kabarnya” ...?,
Bunga :” alhamdulillah baik “.....,..
Saya :” Lagi main kesiapa ? tanya saya,
Bunga :...”oh... lagi main kerumah temen,”jawab Bunga,”
Saya : “Temenmu Siapa namanya ? pertanyaanku,..”
Bunga : “...itu si Eva...
Saya : oh,...yang rumahnya deket mushollah itu toh,...
Bunga : “ ia bener.....
Dari
pertemuan yang singkat kurang lebih 15 menit Bunga pun pamit dan pergi menuju rumah Eva yang tidak jauh dari rumahku . Ada sesuatu yang berbeda
dari penampilan Bunga Dari situ saya merasa kaget dan heran satu tahun ngga
ketemu setelah ketemu ternyata terjadi perubahan seratus derajat. Bunga yang
dulu saya kenal sewaktu masih SMA mengenakan baju pendek, seksi dan ketat
ternyata mengalami suatu perubahan. Disitulah mengundang penasaran saya untuk
ingin mengetahui lebih jauh. Satu hari kemudian saya kerumah Eva yang tidak
jauh dari rumahku yang hampir setiap sore selalu bertemu ketika shalat magrib
dan ngaji bareng di mushollah.
Saya bertanya kepada Eva tentang perihal Bunga ,”……………….
Saya : “Bunga sekarang berubah ya...... udah pakai jilbab. Pertanyaanku
Eva, : “Tau ngga kenapa dia ( Bunga ) pakai jilbab ?
Saya : “ngga tahu, emang kenapa ? jawabku “,...
Eva :...” itu tuh kepalanya di
gundul oleh orang tuanya,...” Kata Eva,”
Saya :,...... ah ...digundul...? jawab
saya kaget “,
Saya : kejadianya gimana bisanya dia digundul ? tanyaku
Eva : ,.... Dia hamil jawab Eva
Saya : astagfirullah,“ jawabku dalam hati , saya pun tertegun kaget
sambil bengong
Saya : ....sayang ya dia cantik
jawab saya polos.
Kemudian
si Eva menceritakan kronologi kejadianya ,’.....Singkat cerita bahwa si Bunga
sedang menghadapi masalah dan diajak temen laki-laki satu sekolahnya, pergi ke
suatu tempat disana tidak sendirian banyak teman yang lain menunggunya dengan
alasan menghilangkan stress akibat dari masalah yang dihadapinya kemudian
diajak melakukan pesta miras - hingga akhirnya tanpa disadari karena pengaruh
narkoba dan minuman keras mereka
melakukan kejadian yang tidak bermoral yang tidak pantas dilakukan seorang
pelajar.
Kisah diatas yang menimpa Bunga tentunya
bisa menjadi pelajaran bagi kita orang tua atau yang berprofesi sebagai
guru, dosen maupun para da’i dan da’iyah atau siapa saja yang peduli terhadap
persoalan anak remaja.
Persoalan
yang dihadapi seorang remaja secara psikologis sangatlah kompleks, disatu sisi
mereka sedang mengalami proses pencarian jati diri tapi disisi lain mental sikap
serta pendirian mereka kurang mapan sehingga sangat mudah terpengaruh oleh
lingkungan mereka bergaul dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah rasa
penasaran yang dirasakan remaja sangat tinggi begitu juga rasa ingin mencoba
begitu besar.[1]
Seorang
ulama besar bernama Syaekh Prof. Ali
Antontowi yang konsen pada persoalan moralitas umat. Beliau
sudah menghimbau dan mengingatkan umat lewat ceramah, khutbah dan
tulisan-tulisan yang beredar di berbagai
media maupun buku-buku yang beliau tulis. Hal ini merupakan bentuk perhatian beliau kepada umat
Islam terutama generasi muda, remaja dan pelajar agar jangan terjebak pada
kenikmatan sesaat yang akan bisa menjadi candu sehingga akan terus-menerus
ketagihan serta keinginan untuk
mengulangi dan mengulangi apa yang sudah dilakukanya.[2]
Salah
satu buku beliau dengan judul“ Kepada Putra Putiku “ yang pernah saya
baca sewaktu masih duduk di bangku STN ( Sekolah Teknik Negeri ) Palimanan
setara SMP. Buah karya Prof Syaekh Ali Antontowi[3]
sungguh luar biasa didalamnya seakan Sang Prof mengajak bicara secara langsung dengan
pembaca dengan gaya penulisan yang sangat bijak, dialogis dan mengena seperti
layaknya sang ayah ketika berbicara dengan anaknya.
Berikut
ini saya lampirkan dan saya tulis agar bisa menjadi bahan perenungan bagi kita
semua, supaya kita lebih berhati-hati dalam perkara pergaulan.
“Putriku tercinta ! Aku seorang ayah yang telah berusia hampir
limah puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah
banyak mengunjungi negeri dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah
merasakan banyak pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlah nasehat-nasehatku
yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum
pernah mendengarnya dari orang lain.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus
kejahatan dan mengekang hawa nafsu sampai penaku tumpul dan mulutku letih, dan
kami tidak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan
semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian
merangsang, terbuka bagian lengan,betis dan lehernya.
Anda benar duhai wanita, bahwa laki-lakilah yang pertama kali
memulai merambah kelorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu
tidak akan berani, dan andai kata bukan lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan
bertambah parah. Engkaulah pembuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu, “
silahkan masuk ( engkau memberi kesempatan), ketika ia telah mencuri, engkau baru berteriak,” maling...maling,..maling,
toolong..,toloong,.toloong saya kemalingan.
Itulah
kata-kata yang tertuang dalam buku beliau serta pengalaman beliau di beberapa negara yang
beliau kunjungi. Semangat dan perhatian beliau tidaklah
luntur sekalipun penah yang beliau tulis telah “ tumpul “ fisik terasa lelah
tapi beliau tetap semangat dalam berda’wah demi perbaikan moral anak Adam as.
Pengaruh
Globalisasi Terhadap Perubahan Sikap Anak Remaja
Saya
tidak terbayang kondisi perilaku
pelajar, remaja dan pemuda zaman sekarang, kejadian yang menimpa sahabat saya kurang lebih 16
tahun yang lalu beitu pilu dan mengharukan, bagaimana dengan kondisi di zaman sekarang yang aksesnya lebih
muda dan terjangkau sementara sistem kontrol tidak maksimal baik dari
orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan maupun aparat pemerintahan. Serta sikap apatis dari masyarakat
sekitar mendorong tumbuhnya pergaulan bebas ditengah-tengah masyarakat.
Seandainya masyarakat kita pro aktif dalam mengingatkan atau berperan aktif
dalam mencegah hal ini akan meminimalisir merebaknya penyakit masyarakat.
Era globalisasi tak dapat dipungkiri disatu
sisi membawa dampak positif seperti ; bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga bisa memudahkan dalam hal komunikasi dan transformasi baik pengetahuan
maupun pengalaman melalui teknologi canggih, serta lebih mudah mengakses
informasi yang lebih cepat dan akurat. Tetapi disisi lain berdampak
negatif terhadap nilai-nilai moral yang
berkaitan dengan perilaku kehidupan yang terjadi dimasyarakat lingkungan kita ,
terlebih dikalangan generasi muda, remaja yang secara psikologis masih
relatif kurang matang dalam berfikir sehingga sangat mudah terpengaruh oleh
faktor-faktor dilingkuangan sekitarnya.
Tetapi kita tidak boleh menyalahi dan menyerah
terhadap keadaan karena tidak dapat dipungkiri bahwa dinamika kehidupan akan
terus berlangsung dan berkembang seiiring kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selagi kita masih bisa berusaha
untuk memperbaiki keadaan dan kondisi perilaku para remaja dan pelajar, maka kita
harus banyak meluangkan
waktu tenaga dan fikiran kita untuk berbagi ilmu, wawasan, pengalaman dan yang
terpenting mau meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah mereka sehingga
kita bisa membantu dan menyelesaikan masalah yang mereka alami agar terhindar
dari orang yang memanfaatkan situasi dan kondisi psikologi mereka yang mengarah pada
kehinaan sehingga berakhir pada penyesalan permanen !.
Peran Orang tua, lembaga pendidikan, masyarakat dan pemerintah, dalam upaya untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan
sosial.
Dari uraian
diatas yang didasari pengalaman dan statement dari seorang Prof Ali Antontowi,
maka dapat di jadikan satu rujukan bahan perenungan bagi kita orangtua, guru,
dosen termasuk para mahasiswa dan pelajar guna melakukan kesadaran kolektif
akan pentingnya perhatian terhadap moralitas masyarakat dan generasi muda untuk
menghantarkan mereka ke “ gerbang pintu kemerdekaan “, dari belenggu lingkungan
yang menyeret mereka ke ranah kehinaan dan kenistaan. Bagaimana peran keluarga,
lembaga pendidikan dan pemrintah dalam mengahadapi persolana remaja.
a. Peran Keluarga ( Orang
tua ).
Peran keluarga
sangat signifikan dalam membentuk karakter anak, dari tangan dan belaian kedua
orang tualah akan terbangun satu karakter dan kepribadian anak. Keluarag
hendaknya di jadikan institusi utama dan pertama dalam perbaikan kondisi
seorang anak. Semakin sempitnya komunikasi dan hubungan antara anak dan orang
tua, maka itu merupaka petaka bagi kehidupan pribadi seorang anak. Karena
secara psikologis eksistensi seorang anak ingin di perhatikan oleh kedua orang
tuanya. Bentuk perhatian orang tua pada anakpun tentunya harus rasional dan
proposional. Artinya di sesuaikan dengan kondisi perkembangan psikologi anak.
Salah dalam memberikan perhatian pada anak justru akan memberikan dampak
negatif tersendiri bagi perkembangan anak. Misalnya anak terlalu di manjakan
dengan memberikan materi secara berlebihan sementara hubungan komunikasi antara
orang tua dan anak jarang di lakukan. Maka anak cenderung liar dan bebas karena
ingin mencari perhatian orang lain. Perhatian orang tua pada anak bukan saja
secara materi tetapi kebutuhan sentuhan hati diajak komunikasi itulah yang
terpenting. Keberadaan dan eksistensi seorang anak merasa di hargai bahkan
merupakan bagian dari keluarga. Ketika orang tua sibuk dengan pekerjaanya tanpa
memperhatikan apa yang dialami dan dirasakan oleh anaknya maka kejadian yang
menimpa sahabat saya akan terulang kembali. Ketika persolannya menimpa remaja putra maka kita
bisa saksikan bagimana aksi geng motor, tawuran pelajar dan aksi-aksi kekerasan
yang dilakukan para pelajar. Komunikasi dan interaksi harus diintensifkan
sekalipun hanya bertegur sapa atau menanyakan keberadaan dan aktifitas. Karena
itu bagian dari menjaga komunikasi antara orang tua dan anak.
Ada salah
satu filosofi yang harus di jadikan pelajaran bagi orangtua dalam pengawasan
dan menjaga anak yakni seperti Bermain layang-layang.
“ ketika bermain layang-layang yg terbang ke atas, kita yang
mengendalikan dari bawah tentunya pada saat
menarik layang-layang tersebut jangan terlalu kera, ada kemungkinan
besar akan terputus klo sekiranya tidak membahayakan cukup dengan memantau
begitu juga jangan terlalu membiarkan maka layang-layang itu akan liar hingga
terlepas atau bahkan nyantol ke tempat lain “..
Filosofi
diatas sangat tepat kalau kita tarik pada konteks sekarang, dimana peran
orangtua jangan terlalu ketat ketika melakukan pengawasa dan pemantauan karena
akan membuahkan “perlawanan” dengan cara mencari celah dan kesempatan bagi
si anak, sehinga anak akan lari menjauh, tetapi juga
tidak boleh terlalu longgar yang mengarah kepada kebebasan tanpa batas. Semakin kita
membiarkan anak dalam pergaulan tanpa ada himbauan, teguran, penegakan aturan dan jauh
dari nasehat maka anak akan liar dalam pergaulan.
Disinilah
dibutuhkan sikap cerdas orangtua dalam mengamati perkembangkan perilaku seorang
anak.Maka sudah sepantasnya mereka orang tua harus mengetahui tentang kondisi
psikologis dari anak. Kalau sekiranya si anak dalam pergaulanya tidak begitu
membahayakan maka cukup dengan mengamati bukan mengintograsi. Jadikan orang tua
yang bersahabat dengan anak tetapi tetap menjaga kehormatan dan kewibawaan
orang tua didepan anak-anaknya.
b.
Peran Masyarakat
Sikap apatis masyarakat ketika melihat
penyimpangan yang dilakukan seorang remaja, pelajar disuatu tempat sama halnya
membiarkan satu penyakit yang lama kelamaan akan menjalar ke penyakit lainya.
Maka disini peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan. Ketika masyarakat
berperan aktif dalam penanggulangan penyimpangan yang dilakukan remaja dan
pelajar zaman sekarang akan meminimalisr terjadinya penyimpangan yg dilakukan
oleh pelajar dan remaja kita.
Adapun bentuk konkrit peran aktif masyarakat cukup
sederhana seperti membuat aturan-aturan
dalam bentuk larangan bagi remaja atau pelajar yang melakukan tindakan yang
sifatnya tidak memancing anak untuk melakukan tindakan pergaulan bebas ditempat
umum.. Kemudian melarang siswa-siswi atau remaja yang bukan suami istri
untuk menyewa dan memanfaatkan kos – kos
sebagai ajang pergaulan bebas, pesta narkoba dan transaksi narkoba. Dari
informasi yang saya dapatkan dari hasil wawancara pada seorang remaja dan
pelajar mereka melakukan sek bebas dan pesta miras ditempat kos-kosan yang
mereka sewa tanpa ada persyaratan yang ketan dan pengawasan dari masyarakat. Artinya
peran pengawasan bagi masyarakat sangat dibutuhkan dan diharapkan terhadap
ruang gerak aktifitas pelajar dan remaja yang menjurus pada penyimpangan sosial.
c.
Peran pemerintah
Peran
aktif masyarakat kalau tidak didukung aparat pemerintah akan memunculkan budaya
anarkisme yang bisa kita saksikan di tv, koran dan media lainya dimana tejadi
bentrokan antara geng motor dengan warga, antara alumni pelajar dengan warga yang melakukan pengrusakan fasilitas warga dan sekolah. Ini
mengindikasikan warga atau masyarakat bermain sendiri tanpa melibatkan peran
pemerintah dalam hal ini aparat kepolisan selaku penegak hukum. Ketika budaya “kebebasan”
tidak diimbangi dengan penegakan hukum yang btegas maka akan memuncukan sikap
dan budaya anarkis. Hali ini sudah terjadi di negeri yang kita cintai. Maka salah
satu jalan peran aparat dan pemerintah untuk melkakukan penegakan hukum tanpa
memandang siapa dan anak siapa !, kalau mereka bersalah maka hukumlah yang
menjadi panglima.
Salah
satu peran pemerintrah dalam upaya meredam derasnya arus liberalisasi pergaulan
adalkah dengan cara melakukan penangkapan terhadap siswa atau pelajar yang
keluyuran yang masih berada pada jam belajar. Hal itu bisa kita lihat ditempat –tempat
yang menjadi “ pangkalan” anak-anak
remaja dan pelajar seperti di lokasi wisata , warnet maupun bilyard, diskotik
dan kos-kosan umum. Disanalah aparat pemerintah, kepoliasan atau satpol pp
melakukan razia secara intensif dan melakukan tindakan hukum bagi yang bersalah
agar terjadi efek jerah bagi remaja maupun pelajar.
Kemudian
pemerintah secara kebijakan harus mengalokasikan anggaranya untuk membuat
agenda yang mengarah pada pemberdayaan para remaja dan pelajar guna
mengantisipasi ruangang gerak mereka yang menjurus pada kenakalan ramaja,
pergaulan bebas, narkoba dll dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada semua
elemenn baik masyarakat lembaga pendidikan,maupun LSM yang peduli terhadap
persoalan kenakalan remaja dan pelajar. Mereka diajak bica untuk merumuskan
agenda kegiatan, karena saya yakin LSM-:LSM yang bergerak pada persolan remaja
punya agenmda banyak tentang hal itu, tinggal bagaiumana keinginan kuat dari
pemerintah setempat untuk melakukan kerja sama denga pihak-pihak terkait.
d.
Peran Lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan bagian terpenting dalam
membentuk karakter pelajar dan remaja. Karena disana telah teragendakan lewat
kurikulum maupun kegiatan-kegiatan eskul yang di terapkan disebuah lembaga
pendidikan. Seandainya peran lembaga tersebut dimaksimalkan dengan terenca,
sistematis dan terorganisir lewat rencana program semester dan tahunan dengan
baik maka akan menumbuhkan tunas-tunas bangsa yang memiliki karakter tinggi.
Yang menyebabkan munculnya tawuran anak-anak
pelajar bisanya karena terlalu longgarnya lemaga pendidikan dalam pengawasan
dan lemahnya aturan yang diterapkan atau banyak jam pelajaran yang kosong
karena tidak ada dikelas.Sehingga anak dengan lenggangkangkungnya keluar
lembaga pendidikan dan mereka nongkrong, maka disana akan muncul persoalan,
apakah tawuran atau pesta miras dan pergaulan bebas.
Maka peningkatan kegiatan eskul dengan
mewajibkan bagi peserta didik untuk mengikuti nya yang diadakan di sekolah
tersebut. Sehingga siswa setelah belajar tidak lagi keluyuran untuk pergi
ketempat yang tidak bermanfaat akan tetapi mengikuti kegiatan sampai tuntas sehingga
dalam benak fikiran mereka tidak terfikir untuk merencanakan hal-hal negatif.
Maka
lewat tulisan ini saya mengajak pada semua pihak terutama kaum laki-laki
berfikirlah sebelum melakukan suatu tindakan yang akan menodai harga diri kaum
hawa. Camkan baik-baik ! bagimana jika hal itu terjadi pada adik kandungmu !,
bagaiman jika hal itu terjadi pada ibumu! Tentu anda tidak ingin terjadi, maka
kembalilah pada pijakan rasional yang cerdas agar anda bisa berfikir skala
prioritas, sehingga anda akan mengurungkan niat jahat dan bejad anda.
Begitu
pula kepada saudariku ! duhai wanita yang berhati halus bersikap lembut saya
tidak ingin menghakimi saudariku, cuma
sedikit ingin memberikan sebuah analogi
walaupun ini hanya kasuistik , kemudian silahkan anda sendiri yang menjawab dan
menilai , “ jika ada dua perempuan yang berjalan bersamaan, sama-sama memakai
hijab yang satu memakai hijab hanya sebagai “ pembungkus badan “, yang masih
terlihat liuk tubuhnya dengan paras cantik
yang mengundang perhatian, tetapi wanita yang satunya dengan berhijab tebal dan berkerudung lebar
hingga tidak terlihat liuk tubuhnya sesekali kerudung lebarnya menutupi
wajahnya yang alami tidak berparas, kemudian disepanjang jalan dua wanita
menjumpai sekelompok pemuda yang sedang nongkrong di pinggir jalan. Tolong
jawablah dengan jujur,..Kira-kira siapa yang berpotensi yang akan di goda ?,.......????????, ya itulah jawabanya tepat sekali, yang
barusan terbesit dalam hatimu yang paling dalam !
Kemudian
jika kalian punya persoalan jangan sembarangan kalian mencurahkan isi hatimu
kepada setiap seseorang. Karena bisa jadi orang yang kamu anggap bisa dipercaya
akan memanfaatkan kondisi yang anda alami. Sehingga dia akan melakukan tindakan yang
tanpa engkau sadari akan melakukan pelecehan seksual dan penghinaan diri anda.
Curhatlah kepada orang yang bener-benar profesional ( psikolog ) dan anda
percaya. Akan lebih baik jika anda seorang perempuan curhatlah kepada atau sesama
perempuan yang kamu anggap bisa menyelesaikan persoalan yang anda . Insyaallah
hal itu akan membuat anda nyaman baik kerahasiaanya maupun keamanan anda, begitu
juga sebaliknya. Atau pada ibu anda karena ibu banyak sekali pengalaman
kehidupan baik pahit maupun getir, kedekatan anda dengan ibu akan menentramkan
batin dan jwa kalian.
Memang
tidaklah mudah untuk merubah, butuh sebuah proses tapi jangan engkau jadikan
alasan dengan mengatakan “ susah sekali ya,..” maka saya yakin ketika anda sudah
menyatakan susah maka ketika mau melangkahpun
akan berat tapi yakinkan pada hatimu, “ Insyaallah saya sanggup dan, Bisa !,
saya yakin ada jalan, untuk bisa melakukan suatu perubahan.
Mudah-mudahan
dengan percikan pemikiran sederhana saya ini bisa menjadi bahan perenungan bagi
kita semua untuk menyadari akan pentingnya peran dan sikap kita terhadap
generasi muda remaja dan pelajar yang disiapkan
menjadi kader-kader bangsa yang memiliki kualitas dan visi kedepan yang jelas.
Saudaraku
para pembaca,.. ! pada tulisan ini saya mencoba untuk belajar dan berbagi
pengalaman dan untuk tidak menghakimi salah seorang . Ada pepatah mengatakan
bahwa “ pengalaman adalah guru yang terbaik”, ..
-----------
Daftara Pustaka
Ade Benih
Nirwana ; Psikologi Ibu, Bayi dan anak , penerbit Nuha Medika Jogyakarta 2011
Ali
Antontowi, Kepada Putra Putriku ,
Penerbit Gema Insan Press Jakarta
Agoes Dariyo,Psikologi Perkembangan Remaja, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta 2004
Catatan
Pribadi
[1] Bisa anda
lihat di buku dan referensi Perkembangan
Psikologi remaja.
[2] Hal ini dirasakan dan di alami 3
remaja kurang lebih 2 bulan yang lalu tepatnya bulan september 2013 ketika
konsultasi ( curhat ) ke sy bahwa dia (remaja) ingin berubah dan lari dari
pergaulan bebas yg dia alami, dia rasakan karena merasa dikejar-kejar rasa bersalah.
[3] Beliau (
Prof Ali Antontowi ) pada tahun 1970 an pernah berkunjung ke Indonesia dari
sekian negara Islam yang di kunjungi.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete