About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Tuesday 27 November 2012

Membangun SDM kedepan dalam menghadapi era kompetisi yang semakin tinggi



 
 
. Oleh : Maedi

. A. Pendahuluan

Menurut Achmad Suparman[1] Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Secara langsung era globalisasi dari pemaparan diatas akan mengalami dampak sosial, ekonomi yang sangat signifikan sehingga menuntut adanya persaingan yang tinggi dan ketat antara negara satu dengan negara yang lain. Disana akan terjadi kompetisi yang nyata baik dalam pelayanan, jasa prodak maupun hasil kreatifitas yang dibuatnya. Hal ini menutut palakunya ( manusia ) memiliki SDM yang kuat dan tangguh didalam menghadapi realitas kehidupan sosial yang berubah baik polafikir, sikap dan karakter manusia yang akan disiapkan dalam kompetisi tersebut.
Dampak dari era globalisasi yang nyata tersebut disamping kemajuan dibidang teknologi dan pengetahuan yang memudahkan kita untuk mengaksesnya adalah munculnya berbagi macam gesekan baik sosial maupun budaya bahkan mengarah pada nilai-nilai agama. Karena jarak antar negara yang satu dengan yang lain semakin dekat
                                                                                                     
                             
2
sehingga secara langsung akan berpengaruh dan mempengaruhi masyarakat itu sendiri walaupun secara geografis sangat jauh.
B.     Membangun konsep pengembangan SDM dalam menghadapi era persaingan
Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, modernisasi dan ketergantungan Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan. Paradigma ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan (under-development) ketergantungan (dependent development) dan sistem dunia (world system theory) sesuai dengan klassifikasi. Sedangkan para pakar yang lain membaginya kedalam tiga klassifikasi teori pembangunan, yaitu modernisasi, keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai paradigma tersebut itulah kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan[2]
Pembangunandapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk me­menuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi[3]
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli[4] memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya peren­canaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain.  Namun secara umum ada suatu kesepakatan

                                                                                                                                         3
bahwa pemba­ngunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per­ubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasas­mita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.
Kunci dari pengertian pembangunan yang yang penulis tangkap dari pemaparan diatas adalah perubahan yang mengarah pada hal yang berorientasi pada kemajuan yang dilakukan secara sistematis didalam melakukan perencaan sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal dan memuaskan. Maka yang menjadi sasaran utaman didalam melakukan suatu perubahan adalah manusia dalam hal ini sumber daya manusia yang siap berkompetisi diera persaingan ini.
Era globalisasidan perdagangan bebas membuat persaingan bisnis semakin ketat. Ditingkat makro pemerintah perlu meningkatkan kompetensi SDM melalui peningkatan mutu pendidikan. Sedang ditingkat mikro perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi SDM dan budaya perusahaan pula. Pada dasarnya strategi SDM berkaitan dengan tiga aktivitas SDMyaitu pengadaan, pemeliharaan,serta pemeliharaan dan pengembangan. Strategi dan perencanaan SDM perlu didukung oleh nilai-nilai kreativitas,layanan continuous learning dan inovatif.

                                                                                                                            4
Dengan mengacuh pada karakteristik era persaingan di masa depan (globalisasi) serta memperhatikan masalah-masalah SDM yang dihadapi oleh bangsa di Indonesia,maka perlu dirumuskan dan diimplementasi strategi meningkatkan SDM yang tepat dengan mempertimbangkan aktivitas-aktivitas manajemen antara lain sebagai berikut:
a. Prediksi SDM pelru dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif melalui penelitian SDM
  b. Rekruitmen dan seleksi harus mendasarkan pada factor kemampuan kepribadian yang positif, bermotivasi tinggi, nilai-nilai yang menunjajng misi, visi, serta strategi masa depan,.
c. Orientasi atau induction perlu dilakukan dengan mendasarkan pada budaya perusahaan.
d.  Pelatihan serta pengembangan perlu mengacu pada kompeten, motivasi dan nilai-nilai yang diharapkan serta hasilnya harus dapat diukur.
 e.  Pemeliharaan perlu dilakukan dengan memperhatikan hak dan kewajiabn karyawan secara seksama.[5]
Sementara menurut Taylor (1994)[6]dalam mengemukakan beberapa tindakan yang harus dilakukan dalam melakukan transformasi organisasi agar berhasil dan siap menghadapi masalah-masalah di masa depan yaitu :
a) stretch goals yang mensyaratkan bahwa sasaran harus spesifik dan dapat diukur,
  b) visi masa depan,
c) struktur yang ramping,                                                                                 
d) budaya baru yang mengacu pad aprofesinalisme, keterbukaan dan kerjasama kelompok
e) berorientasi pad amutu atau layanan berkelas dunia,
f) manajemen prestasi; mensyaratkan setiap individu memeberikan produk bdrkualita dan layanan yang memuaskan,
g) inovasi meyeluruh,
h) kemitraan dan jaringan kerja.
Paradigma organisasi yang belajar (learning organization) membahas pentingnya peranan learning dalam menunjang keberhasilan perusahaan melalui SDM yang mengimplementasi paradigma tersebut. Learning organization membahas lima komponen dasar sebagai berikut :
a.       Personal mastey membahas suatu penguasaan terpadu dan tuntas suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu,
b.       Mental models memberi dorongan yang kuat terhadap tindakan karyawan truyst merupakan kunci seseorang dalam membangun organisasi pembelajar.
c.        Shared vision merupakan suatu kekuatan atau dorongan agar karyawan secara bersama-sama komity dan mau belajar sevara terus menerus
d.       Team learning merupakaj proses pengembangan individu melalui kelompok kerja dengan cara dialog dan diskusi
e.        System thingking merupakan salah satu komponen yang menyatukan dan memadukan komponen-komonen lain membentuk suatu kesatuan yang bermakna[7]
Pada tataran konteks pendidikan[8] program peningkatan kualitas SDM akan memberikan manfaat pada lembaga berupa produktifitas, moral, efisiensikerja,
                                                                                                                                    6
stabilitas, sertafleksibilitas lembaga dalam mengantisipasi lingkungan, baik dari dalam maupundari luar lembaga yang bersangkutan.
Fungsi dan orientasi pendidikan dan peningkatan kualitas SDM telah dibuat dalamsuatu kebijakan Depdiknas dalam tiga strategipokok pembangunan pendidikan nasional, yaitu:
1) Pemerataan kesempatan pendidikan,
2) Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan
3) Peningkatan kualitas manajemen pendidikan.
Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa proses pengembangan sumber daya
manusia itu terdiri dari perencanaan (planning), pendidikan dan pelatihan (education
and training), dan pengelolaan (management)
C.     Kesimpulan
Dengan dimulainya perdagangan bebas yang antara lain: diawalinya realisasi persetujuan AFTA,pemerintah dan pelaku bisnis harus siap menghadapinya dengan mempersiapkan strategi bisnis dan khususnya Sdm agar kita mampu bersaing dalam skala dunia. Mutu SDM harus berorientasi kedepan sebab itu continuous learning focus pada tim, empowerment kreatif mengaplikasikan paradigm learning organization. Profesionalisme manajemen, system informasi, budaya perusahaan yang tepat, pemanfaatan teknologi, strategi fungsional lainnya perlu sacara terpadu mendukung pelaksanaan human resources practices yang sejalan dengan strategi

                                                                                                                   



7
SDM, strategi perusahaan, visi dan misi disertai kepemimpinan yang handal. Ditingkat makro, dalam menghadapi tantangan globalisasi perusahaan atau pelaku bisnis, pemerintah dan akademisi perlu mengembangkan tenaga kerja nasional melalui program-program terpadu dan nyata.

Pendapat dan saran
Di era globalisasi ini kita harus bertindak cepat dalam menghadapi setiap masalah, terutama untuk menghadapi permasalahan SDM kita. SDM di Indonesia masih jauh dari tingkat keefektifan dalam menghadapi era globalisasi. Di Indonesia masih terlalu percaya pada SDM asing, terutama untuk bisnis bertaraf internasional
Kita sebagai SDM Indonesia tidak boleh hanya tinggal diam dalam menghadapi tandatangan global ini. Kita tidak boleh kalah saing dengan SDM asing, SDM Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk-produk yang lebih berkualitas, jadi kita tidak hanya sebagai manusia yang konsumtif tapi juga produktif SDM di Indonesia juga harus bisa menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu utuk bersaing dalam perdagangan bebas di era globalisasi ini.
 
Daftar Pustaka

3.      http://husen30.blogspot.com/2011/04/pengertian-era-globalisasi.html
4.      http://samsiyah bahrudin .blogspot.com/2011/04/membangun-sdm .html


[1]http://husen30.blogspot.com/2011/04/pengertian-era-globalisasi.html
                                                                                           1

[2]Prof Dr Hj Syamsiah Badruddin
[3] Ibid
[4] Ibid

[6] Ibid

No comments:

Post a Comment