About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Thursday 7 February 2013

Surat Terbuka Buat Para Suami Dan Calon Suami



Oleh : Maedi
Malam rabu tanggal 29 Januari 2013 saya membaca buku dengan judul “  Catatan Hati Seorang Istri “ buah karya Asma Nadia. Didalam buku tersebut merupakan kumpulan catatan  peristiwa yang menimpa kaum hawa yang sudah bersatus istri , yang kemudian ditulis dalam buku harian oleh penulisnya direkam dalam memori  catatanya bersumber dari berbagi kejadian yang ia temui  lewat curhat dan konsultasi baik langsung maupun tidak langsung.[1]
Isi dari buku tersebut sungguh luar biasa
, dimana sosok seorang perempuan yang selama ini di urutkan pada posisi nomor dua setelah laki-laki terkadang dijadikan alasan untuk melemahkan status dan kedudukanya sebagai  mahluk Allah yang semestinya harus diperlakukan seperti manusia. Tetapi faktanya sangat jauh dengan realitas yang selama ini diajarkan dalam kitab-kitab normatif yang syarat nuansa moral, etika dan menjunjung tinggi hak dan kewajiban sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Beberapa bulan yang lalu saya pernah menulis [2]tentang  masalah rumah tangga yang menimpa seorang wanita ditinggal suami yang tidak bertanggung jawab. Padahal kondisi wanita tersebut sedang mengalami sakit yang cukup parah. Pada kondisi tersebut secara psikologis membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari pasangan hidupnya ( suami ) sampai ajal menjemput sang suamipun tak kunjung datang untuk menghadiri acara pemakamanya.( Lihat : Sisi Lain Seorang wanita dalam maediani.blogspot.com)
Dari situlah naluri saya tertegun sehingga membuat  tulisan ini sebagi wujud simpati dan empati kepada kaum hawa agar tidak diperlakukan seperti pepatah mengatakan “ habis manis sepah dibuang “ ,.
Dengan demikian saya ingatkan pula buat diri saya sendiri dan  kepada kaum laki-laki agar dalam mengahdapi masalah bukan hanya dilakukan dengan pendekatan rasional ( akal ) apalagi kekerasan  akan tetapi mencoba untuk memasuki psikologi wanita yang lebih cenderung dengan pendekatan emosional.
Hal inilah yang menjadi inspirasi saya untuk menulis agar anda dan calon-calon suami mengetahui  tentang  hakikat pernikahan yang merupakan ikatan suci yang sudah menjadi kewajiban untuk dipertahankan.
Dalam benak fikiran saya tergambar sebuah imagenasi  bagaiaman isi hati perasaan seorang istri ketika melihat sikap dan sifat suami yang mulai berbeda dari biasanya ....
Duahai para suami dan calon suami cobalah anda perhatikan  keluhan dari seorang wanita dibawah ini ....!
wahai Suamiku ....!
Tahukah anda......! disaat anda sibuk kerja istrimu senantiasa menanti  dengan penuh kesabaran  sesekali ia melihat halaman rumah ketika terdengar kendaraan yang melawati rumahnya. Dia ( istri ) menyangka bahwa yang datang adalah suaminya yang ditungguinya dari pagi hingga jam pulang...........
Tahukah anda.....! disaat engkau meninggalkan rumah disana sang isrti senantiasa mendoakanmu akan keselamatan dan keberkahan dalam mencari nafkah..............
Duhai  Para suami dan calon suami.......!
Kadangkala mungkin tergambar di benak fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih
 diriku menjadi pasanganmu. 
Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku, terkadang aku takut
 perasaan cintamu berubah menjadi
 benci, limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun berubah
 menjadi ketegangan. 
Duhai Suamiku..... 
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. 
Waktu di rumah pun, 
kadang aku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. 
Terkadang ku cari 
perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa 
melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita
 berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai
 mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah men
jadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin
 adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.
" Jika engkau melihat  kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, "Jangan membenci 
seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti
 ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai." (HR. Muslim) Sadarkah engkau bahwa tiada manusia 
di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Allah yang Maha Sempurna. 
Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau
 sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari
 selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu. Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan
 orangtua dan sanak audaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan
 kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, 
ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seseorang,
"Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?
" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika 
laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia
 tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku. 
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku
 sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. 
Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. 
Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, 
saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri,
 beliaupun menjawab, "Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian 
ketika dia berpakaian." Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.  
Duhai Suamiku... 
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak?
 Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku 
baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari
 kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku 
adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi 
tanggungjawabnya." [HR Muslim].
 Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku 
adalah permaisuri di istanamu. Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah
 Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan
 kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu.
 Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu 
mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah. 
Wahai Allah, Engkau-lah saksi ikatan hati ini... 
 
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku, jadikanlah cinta ku pada suamiku ini 
sebagai penambahkekuatan ku untuk mencintai-Mu. Namun, kumohon pula, jagalah cintaku 
ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu, hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu, 
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
 
 Jika ia rindu, jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada 
kerinduannya terhadapku, jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya
 terhadap surga-Mu. Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
 ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai 
merengkuh cinta-Mu. 
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah 
berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu
 dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. 
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. 
Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami 
dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu. 
Nyalakanlah hati kami dengan ma'rifat kepada-Mu. Matikanlah ia dalam syahid di jalan-Mu. 
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. 
Amin ya rabbal alamin. 
Itulah isi surat yang syarat dengan pembelajaran dan peringatan bagi kita dan anda selaku suami. 
Bagi anda  yang membaca dengan melibatkan hati dan penuh kesadaran, saya yakin anda akan menangis ! . 
Tapi bagi orang yang berhati batu tentu akan mentertawakan apa yang ada pada tilisan ini. 
Sadarlah wahai para suami dan calon suami . Bahwa dibalik kelemahan istri ada kelebihan yang
tidak dimiliki para suami........ 
Manusikan dia layaknya Allah memanusikan manusia. 
 
Satu hal yang harus diketahui oleh para suami
 ”  jangan sekali-kali anda membandingkan istri anda dengan wanita lain dihadapi istrimu ‘ .
 hal itu yang akan menimbulkan perasaan sakit bagi si istri. 
Karena pada hakikatnya anda telah mancaci maki istri anda 
Lalu bagaiaman sikap para suami terhadap istrinya ?
Abdullah bin Muhammad Al-Dawud[3]  dalam bukunya Kado Pernikahan mengatakan bahwa ,Laki-laki yang sholeh pasti akan memanusiakan istrinya dengan cara ;
a.       Mengahargai Istri
Kamu  para suami telah diberi kekuasaan dan kewenangan perintah, agar kamu berjiwa besar dan berakal bijak. Budi pekerti para raja jelas berbeda dari orang-orang biasa. Kamu para suami dalam lingkaran keluargamu tidak lain adalah seorang raja, maka jangan jangan biarkan dirimu berbuat aniaya terhadap kaum yang lemah.
b.      Menjaga perasaan istri
Laki-laki yang sholeh mengetahui sisi negatif dalam diri istrinya. Ternasuk dalam keagungan suami yang sholeh tidak pernah mencela kondisi fisik istrinya. Laki-laki yang sholeh berkomitmen untuk tidak mengkritik istrinya dengan nada yang tinggi karena suara yang keras sebagai tanda  kebodohan, tidak pernah mencela masakan yang disediakan istrinya dan tidak mengolok-olokan istrinya. Hal ini dalam rangka menjaga perasaan seorang istri.
c.       Berbicara dengan baik
Laki-laki yang baik dia akan selalu mengoleksi  kosa kata yang indah dan pembicaraan yang enak didengar oleh  istrinya.
d.      Perhatian
Perhatian merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dilepas dari kehidupan rumah tangga. Para pakar pendidikan menyarankan agar kepada para ibu dan bapak guru agara senantiasa memberikan perhatian kepada para muridnya agar membantu menumbuhkan anak secara alami menjadi generasi yang sehat baik mental maupun kepribadian. Begitupula seorang istri dia butuh pengamatan seorang suami, menyenangi kecantikanya, mengahrgai dan menanyaakan bagaimana keadaanya.
e.       Membahagiakan Istri
Di dalam hadist terdapat cara atau trik dalam membahagiakan seorang istri salah satunya dengan, menyuapi istri, minum dengan gelas yang dipergunakan istri, meletakkan bibir dibagian gelas yang sama dengan istri saat diminum, mandi janabat bersama, memanggil dengan nama kesukaanya, lomba lari, mencium sitri sebelum keluar rumah, membantu istri menyelesaikan pekerjaan rumah, dan tidur sekamar dengan istri.
Sikap seperti itulah yang harus ditunjukan para suaami dan calon suami dalam rangka memanusikan seorang istri. Dan saya yakin masih banyak trik-trik yang lain dalam rangka membahagiakan seorang istri guna tercipta suasana yang harmonis dan romantis di lingkugan rumah tangga kita.
Mudah-mudahan dengan sedikit pemikiran diatas biasa enjadikan satu pelajaran bagi kita semua terutama para suami dan calon suami bagaiamana kita bisa memposisikan diri sebagia seorang pemimpin yang layaknya bisa membimbing , mengarahkan dan mengayomi bawahanya . Begitupula yang harus dilakukan seorang suami kepada istrinya.
Wallahu’alam
Daftar Pustaka
Abu Aufa  dalam makalah tentang keluarga. Tahun 2011
Abdullah Bin Muhammad Al-Dawud ; Kado Pernikahan penerbit Darus Sunnah Jakarta 2011
Asma Nadia , Catatan Hati Seorang Istri , Penerbit Lingkar Pena Kreatif, Depok 2007
Maedi, Sisi Lain Seorang Wanita WWW. blogspot.com 2012


[1] Silahkan anada baca ‘; “ Catatan Hati Seorang Istri Karya Asma Nadia. Penerbit  Lingkar Pena Kreativa  Tahun 2007
[2] Lihat  judul tulisan Sisi Lain Seorang Wanita pada Bolg saya dengan alamat : maediani.blospot.com
[3] Abdullah Bin Muhammad Al-Dawud ; Kado Pernikahan penerbit Darus Sunnah Jakarta 2011.

No comments:

Post a Comment