Oleh : Maedi
Malam rabu tanggal 29 Januari 2013 saya membaca buku dengan judul
“ Catatan Hati Seorang Istri “ buah
karya Asma Nadia. Didalam buku tersebut merupakan kumpulan catatan peristiwa yang menimpa kaum hawa yang sudah
bersatus istri , yang kemudian ditulis dalam buku harian oleh penulisnya direkam
dalam memori catatanya bersumber dari
berbagi kejadian yang ia temui lewat
curhat dan konsultasi baik langsung maupun tidak langsung.[1]
, dimana sosok seorang
perempuan yang selama ini di urutkan pada posisi nomor dua setelah laki-laki
terkadang dijadikan alasan untuk melemahkan status dan kedudukanya sebagai mahluk Allah yang semestinya harus
diperlakukan seperti manusia. Tetapi faktanya sangat jauh dengan realitas yang
selama ini diajarkan dalam kitab-kitab normatif yang syarat nuansa moral, etika
dan menjunjung tinggi hak dan kewajiban sesuai dengan peran dan fungsinya
masing-masing.
Beberapa bulan yang lalu saya pernah menulis [2]tentang masalah rumah tangga yang menimpa seorang
wanita ditinggal suami yang tidak bertanggung jawab. Padahal kondisi wanita
tersebut sedang mengalami sakit yang cukup parah. Pada kondisi tersebut secara
psikologis membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari pasangan hidupnya (
suami ) sampai ajal menjemput sang suamipun tak kunjung datang untuk menghadiri
acara pemakamanya.( Lihat : Sisi Lain Seorang wanita dalam
maediani.blogspot.com)
Dari situlah naluri saya tertegun sehingga membuat tulisan ini sebagi wujud simpati dan empati
kepada kaum hawa agar tidak diperlakukan seperti pepatah mengatakan “ habis
manis sepah dibuang “ ,.
Dengan demikian saya ingatkan pula buat diri saya sendiri dan kepada kaum laki-laki agar dalam mengahdapi
masalah bukan hanya dilakukan dengan pendekatan rasional ( akal ) apalagi
kekerasan akan tetapi mencoba untuk
memasuki psikologi wanita yang lebih cenderung dengan pendekatan emosional.
Hal inilah yang menjadi inspirasi saya untuk menulis agar anda dan
calon-calon suami mengetahui tentang hakikat pernikahan yang merupakan ikatan suci
yang sudah menjadi kewajiban untuk dipertahankan.
Dalam benak fikiran saya tergambar sebuah imagenasi bagaiaman isi hati perasaan seorang istri ketika
melihat sikap dan sifat suami yang mulai berbeda dari biasanya ....
Duahai para suami dan calon suami cobalah anda perhatikan keluhan dari seorang wanita dibawah ini ....!
wahai Suamiku ....!
Tahukah anda......! disaat anda sibuk kerja istrimu senantiasa
menanti dengan penuh kesabaran sesekali ia melihat halaman rumah ketika
terdengar kendaraan yang melawati rumahnya. Dia ( istri ) menyangka bahwa yang
datang adalah suaminya yang ditungguinya dari pagi hingga jam pulang...........
Tahukah anda.....! disaat engkau meninggalkan rumah disana sang
isrti senantiasa mendoakanmu akan keselamatan dan keberkahan dalam mencari
nafkah..............
Duhai Para suami dan calon suami.......!
Kadangkala mungkin tergambar di benak fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih
diriku menjadi pasanganmu.
Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku, terkadang aku takut
perasaan cintamu berubah menjadi
benci, limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun berubah
menjadi ketegangan.
Duhai Suamiku.....
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan.
Waktu di rumah pun,
kadang aku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu.
Terkadang ku cari
perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa
melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita
berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah men
jadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin
adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.
" Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, "Jangan membenci
seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti
ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai." (HR. Muslim) Sadarkah engkau bahwa tiada manusia
di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Allah yang Maha Sempurna.
Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau
sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari
selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu. Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan
orangtua dan sanak audaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan
kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku,
ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seseorang,
"Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?
" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika
laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia
tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku
sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu.
Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku.
Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu,
saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri,
beliaupun menjawab, "Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian
ketika dia berpakaian." Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku...
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak?
Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku
baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari
kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku
adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi
tanggungjawabnya." [HR Muslim].
Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku
adalah permaisuri di istanamu. Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah
Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan
kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu.
Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu
mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Wahai Allah, Engkau-lah saksi ikatan hati ini...
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku, jadikanlah cinta ku pada suamiku ini
sebagai penambahkekuatan ku untuk mencintai-Mu. Namun, kumohon pula, jagalah cintaku
ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu, hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Jika ia rindu, jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada
kerinduannya terhadapku, jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya
terhadap surga-Mu. Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai
merengkuh cinta-Mu.
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah
berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu
dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami
dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Nyalakanlah hati kami dengan ma'rifat kepada-Mu. Matikanlah ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Amin ya rabbal alamin.
Itulah isi surat yang syarat dengan pembelajaran dan peringatan bagi kita dan anda selaku suami.
Bagi anda yang membaca dengan melibatkan hati dan penuh kesadaran, saya yakin anda akan menangis ! .
Tapi bagi orang yang berhati batu tentu akan mentertawakan apa yang ada pada tilisan ini.
Sadarlah wahai para suami dan calon suami . Bahwa dibalik kelemahan istri ada kelebihan yang
tidak dimiliki para suami........
Manusikan dia layaknya Allah memanusikan manusia.
Satu hal yang harus diketahui oleh para suami
” jangan sekali-kali anda membandingkan istri anda dengan wanita lain dihadapi istrimu ‘ .
hal itu yang akan menimbulkan perasaan sakit bagi si istri.
Karena pada hakikatnya anda telah mancaci maki istri anda
Lalu bagaiaman
sikap para suami terhadap istrinya ?
Abdullah bin
Muhammad Al-Dawud[3] dalam bukunya Kado Pernikahan
mengatakan bahwa ,Laki-laki yang sholeh pasti akan memanusiakan istrinya dengan
cara ;
a.
Mengahargai Istri
Kamu para suami telah diberi kekuasaan dan
kewenangan perintah, agar kamu berjiwa besar dan berakal bijak. Budi pekerti
para raja jelas berbeda dari orang-orang biasa. Kamu para suami dalam lingkaran
keluargamu tidak lain adalah seorang raja, maka jangan jangan biarkan dirimu
berbuat aniaya terhadap kaum yang lemah.
b.
Menjaga perasaan istri
Laki-laki
yang sholeh mengetahui sisi negatif dalam diri istrinya. Ternasuk dalam
keagungan suami yang sholeh tidak pernah mencela kondisi fisik istrinya.
Laki-laki yang sholeh berkomitmen untuk tidak mengkritik istrinya dengan nada
yang tinggi karena suara yang keras sebagai tanda kebodohan, tidak pernah mencela masakan yang
disediakan istrinya dan tidak mengolok-olokan istrinya. Hal ini dalam rangka
menjaga perasaan seorang istri.
c.
Berbicara dengan baik
Laki-laki
yang baik dia akan selalu mengoleksi
kosa kata yang indah dan pembicaraan yang enak didengar oleh istrinya.
d.
Perhatian
Perhatian
merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dilepas dari kehidupan rumah tangga.
Para pakar pendidikan menyarankan agar kepada para ibu dan bapak guru agara
senantiasa memberikan perhatian kepada para muridnya agar membantu menumbuhkan
anak secara alami menjadi generasi yang sehat baik mental maupun kepribadian.
Begitupula seorang istri dia butuh pengamatan seorang suami, menyenangi
kecantikanya, mengahrgai dan menanyaakan bagaimana keadaanya.
e.
Membahagiakan Istri
Di dalam hadist
terdapat cara atau trik dalam membahagiakan seorang istri salah satunya dengan,
menyuapi istri, minum dengan gelas yang dipergunakan istri, meletakkan bibir
dibagian gelas yang sama dengan istri saat diminum, mandi janabat bersama,
memanggil dengan nama kesukaanya, lomba lari, mencium sitri sebelum keluar
rumah, membantu istri menyelesaikan pekerjaan rumah, dan tidur sekamar dengan
istri.
Sikap seperti
itulah yang harus ditunjukan para suaami dan calon suami dalam rangka
memanusikan seorang istri. Dan saya yakin masih banyak trik-trik yang lain
dalam rangka membahagiakan seorang istri guna tercipta suasana yang harmonis
dan romantis di lingkugan rumah tangga kita.
Mudah-mudahan
dengan sedikit pemikiran diatas biasa enjadikan satu pelajaran bagi kita semua
terutama para suami dan calon suami bagaiamana kita bisa memposisikan diri
sebagia seorang pemimpin yang layaknya bisa membimbing , mengarahkan dan
mengayomi bawahanya . Begitupula yang harus dilakukan seorang suami kepada
istrinya.
Wallahu’alam
Daftar Pustaka
Abu Aufa dalam makalah tentang keluarga. Tahun 2011
Abdullah Bin Muhammad Al-Dawud ; Kado Pernikahan penerbit Darus Sunnah Jakarta 2011
Asma
Nadia , Catatan Hati Seorang Istri , Penerbit Lingkar Pena Kreatif, Depok 2007
Maedi,
Sisi Lain Seorang Wanita WWW. blogspot.com 2012
[1]
Silahkan anada baca ‘; “ Catatan Hati Seorang Istri Karya Asma Nadia.
Penerbit Lingkar Pena Kreativa Tahun 2007
[2]
Lihat judul tulisan Sisi Lain Seorang
Wanita pada Bolg saya dengan alamat : maediani.blospot.com
[3]
Abdullah Bin Muhammad Al-Dawud ; Kado Pernikahan penerbit Darus Sunnah Jakarta
2011.
No comments:
Post a Comment