About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Wednesday 28 November 2012

Konsep Dasar Bimbingan Konseling



Oleh : Maedi
A.    Pendahuluan
Kehidupan individu terkadang mengalami perubahan baik fisik ,psikis  maupun sosial, seiring dengan perkembangan dan perubahan waktu dan zaman. Semula ia sebagai anak, kini menjadi seorang individu yang memiliki penampilan fisik seperti orang dewasa walaupun dari aspek kognitif belum sesuai orang dewasa. Padahal tuntutan sosial cenderung meminta peran remaja agar berperilaku seperti halnya sebagia orang dewasa.[1]
Perubahan tersebut akan berdampak pada perkembangan remaja yang sedang mengalami  masa transisi atau proses pencarian jatidiri baik positif maupun negatif tergantung cara kita membimbing, mengarahkan dan mendidik. Sehingga memunculkan persoalan-persoalan yang cenderung  merugikan pribadi remaja itu sendiri maupun orang lain dalam hal ini orang tua.
Dikota-kota besar seperti Jakarta, bandung bahkan sudah merambah ke wilayah seperti Cirebon, tidak sedikit yang melakukan tindakan yang melanggar norma-norma sosial. Mereka tidak mau mengikuti aturan  karena dengan melanggar aturan menumbuhkan suatu kebanggaan tersendiri diatantara kelompoknya.[2]
Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama baik orang tua, sekolah maupun masyarakat. Untuk ruang lingkup sekolah maka peran guru, terutama BK sangat berpengaruh dan berperan penting  didalam melayani dan membimbing anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam menghadapi masalah guna mencari solusi guru BK berperan sebagai konselor untuk membantu menyelesaikan masalah anak sehingga tidak menghambat proses pembelajaran . Agar tidak terjadi mis kominikasi antara bimbingan dan konseling ,maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian BK dan perbedaan antara bimbingan dan konseling kemudian disertai landasan BK
Mudah-mudahan bisa bermanfaat sebagai bahan referensi bagi guru BK didalam melaksanakan tugas konselornya di sekolah maupun dimana masyarakat membutuhkan.
B.     Pengertian Bimbingan Konselor ( BK )
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Beliau mendefinisikan bimbinga adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951). Sementara pengertian konseling menurut menurut Division of Conseling Psychologi merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu.[3]
Guru BK memiliki peran yang sangat strategis didalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensi yang ada pada siswa.
Sebagaimana dikatakan Jones (1963), Tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing ( klein )[4]
Dari pendapat diatas sangat jelas bahwa peran BK sangat strategis untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar tidak menghambat proses belajar mengajar. Pada proses konselor berjalan seoarang guru BK didalam mengatasi dan menghadapi siswa yang sedang konsultasi dilakukan beberapa cara seperti ;
1.      Dilaksanakan secara individual
2.      Dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka
3.      Dialakukan oleh ahlinya ( pakar psikolog )
4.      Proses pembicaraan mengarah pada solusi pemecahan masalah.
5.      Dikembalikan diri sendiri karena semuanya bertumpu pada diri  (Klien) tetapi tetap pada pemantauan selama di sekolah.[5]
C.    Perbedaan antara Bimbingan dan konseling
Persamaan dan perbedaan antara bimbingan dan konseling
1.      Hubungan antara bimbingan dan konseling
Menurut Mohamad Surya (1988), ada tiga pandangan mengenai hubungan antara bimbingan dan konseling. Pandangan pertama berpendapat bahwa bimbingan sama dengan konseling. Kedua istilah tidak mempunyai perbedaan yang mendasar.
Pandangan kedua berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan konseling, baik dasar maupun cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan pendidikan sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong individu yang mengalami masalah serius.
Pandangan ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terpadu, keduanya tidak saling terpisah.Berkaitan dengan pandangan ketiga ini, Downing (1998); Hansen, Stefic, dan Warner (1977) dalam Prayitno (1978), menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu pelayanan khusus yang terorganisasi dan terintegrasi ke dalam program sekolah untuk menunjang kegiatan perkembangan siswa secara optimal, sedangkan konseling adalah usaha pemberian bantuan kepada murid secara perorangan dalam mempelajari cara-cara baru guna penyesuaian diri.
Moser dan Moser(dalam Prayitno, 1978:643) menyatakan bahwa di dalam keseluruhan pelayanan bimbingan, konseling dianggap sebagai inti dari proses pemberian bantuan.
Mortesen dan Schmuller (1976:56) menyatakan bahwa konseling adalah jantung hatinya program bimbingan.
2.      Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-
ama diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
3.      Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakan.
4.      Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih.
Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.[6]
D.    Landasan BK
Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi. Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan bimbingan dan konseling tersebut :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-modern. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :
·         Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
·         Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
·         Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.
·         Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
·         Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam.
·         Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
·         Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
·         Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu.
·         Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi; (b) pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e) kepribadian.[7]
E.     Kesimpulan
Peran dan tugas BK tidaklah mudah butuh sebuah terobosan guna mengungkap dan memecahkan masalah yang dihadapi para klein yang berkonsultasi . Agar tidak terjadi kesalapahaman, maka perlunya penjelasan mengenai perbedaan antara bombingan dan konseling yang sudah dipaparkan diatas . Termasuk didalamnya landasan dalam tataran pelaksanaan sebagai alat untuk mencanter terjadinya kesalahpahaman antara klein dengan konseling mka dibutuhan sebuah aturan baku yang jelas yangkni landasan BK.

Daftar Pustaka
1.      Agoes Dariyo, Psi ; Psikologi Perkembangan Remaja Penerbit Ghalia Indonesia Tahun 2004 Bogor
2.      H D Dadang Juhana, MPd ;  Makalah Bimbingan Konseling
3.      http://re-searchengines.com/hanindito1108.html

7.      Akhmadsudrajat.wordpress.com/.../landasan-bimbingan-dan-konselin...


[1] Agoes Dariyo, Psi ; Psikologi Perkembangan RemajaPenerbit Ghalia Indonesia Tahun 2004
[2] Ibid hal 109
[3]http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/pengertian-konseling.html
[4] Makalah dalam bentuk power poin tentang BK  oleh  D dadang suryana, MPd
[5] Ibid hal 5
[7]http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-konseling/

No comments:

Post a Comment