( Upaya
merekatkan hubungan menuju keluarga sakina, Mawaddah dan warrahmah )
By : Maedi
By : Maedi
A.
Penadahuluan
Siapa yang tak ingin hidupnya menuai
ketenangan,....? Siapa yang menginginkan dalam hidupnya selalu ada pendamping yang
setia menemani dalam suka dan duka.....? Siapa yang tidak ingin pasangan
hidupnya senantiasa memberikan kedamaian disaat ia merasa galau, ...? siapa
yang tidak ingin pendampingnya senantiasa menjaga , melindungi dan menyayangi,
disaat-saat membutuhkan perlindungan....? ,
Kemudian siapa yang tak ingin kekasihnya senantiasa menjadi penyejuk hati dan menentramkan jiwa,..? siapa yang tak ingin pendampingya memberikan senyum disaat ia mengalami berbagi beban hidup,...siapa yang tak ingin disambut tatkala sepulang kerja badan merasa lelah, capai oleh kekasihnya yang memberikan senyum kehangatan,..siapa yang tak ingi diantar oleh kekasih ketika hendak pergi mencari nafkah dengan salam dan do’a keselamatan, ...siapa yang tak ingin dilayani ketika seseorang butuh pelayanan sehingga menghilangkan kepenatan dalam hidup yang ia jalani,....siapa yang tak ingin mendapatkan pasangan istri sholehah,..siapa yang tidak mendambakan suami yang sholeh, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang tentunya bermuara pada satu jawaban yakni keindahan yang didapat dalam pernikahan,....semua angan-angan yang kita inginkan akan terjawab jika kita melewati satu tangga untuk mahligai pernikahan. Pernikahan merupakan solusi disaat kita merasakan kegalauan dalam hidup, disaat kita butuh perhatian dan bimbingan. Akan tetapi perlu diingat bahwa setiap keinginan dan angan kita terkadang berbeda, antara nilai-nilai ideal yang kita rancang serta kita harapkan dengan kenyataan[1] , terkadang bertolak belakang sehingga perjalanan rumah tangga putus ditengah jalan. Sehingga sebelum memasuki jenjang pernikahan perlu adanya upaya dari kita untuk mempunyai bekal baik materi, kesiapan mental, spiritual (iman) maupun ilmu. Karena pernikahan adalah bertemunya dua insan yang berbeda baik dari sisi keluarga, pendidikan, lingkungan bahkan watak dan karakter yang diikat dengan tali suci (pernikahan) dan yang perlu diperhatikan adalah proses pernikahan dilakukan bukan dengan waktu sementara ,satu ,dua atau tiga bulan tetapi seterusnya dan selamanya. Maka menghadapi waktu yang cukup lama dibutuhkan bekal bagi sicalon pengantin. Diantara bekal yang baik dan utama selain materi adalah Ilmu dan iman yang kita miliki, bekal keduanya, insyaallah akan menyelamatkan kita dari badai yang akan merobek dan mencampakan kekuatan cinta dalam keluarga. Dengan demikian rumah tangga bisa menjadi tempat istirahat yang menyenangkan sehingga bisa menghilangkan rasa penat dalam menjalankan aktifitas keseharian.
Kemudian siapa yang tak ingin kekasihnya senantiasa menjadi penyejuk hati dan menentramkan jiwa,..? siapa yang tak ingin pendampingya memberikan senyum disaat ia mengalami berbagi beban hidup,...siapa yang tak ingin disambut tatkala sepulang kerja badan merasa lelah, capai oleh kekasihnya yang memberikan senyum kehangatan,..siapa yang tak ingi diantar oleh kekasih ketika hendak pergi mencari nafkah dengan salam dan do’a keselamatan, ...siapa yang tak ingin dilayani ketika seseorang butuh pelayanan sehingga menghilangkan kepenatan dalam hidup yang ia jalani,....siapa yang tak ingin mendapatkan pasangan istri sholehah,..siapa yang tidak mendambakan suami yang sholeh, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang tentunya bermuara pada satu jawaban yakni keindahan yang didapat dalam pernikahan,....semua angan-angan yang kita inginkan akan terjawab jika kita melewati satu tangga untuk mahligai pernikahan. Pernikahan merupakan solusi disaat kita merasakan kegalauan dalam hidup, disaat kita butuh perhatian dan bimbingan. Akan tetapi perlu diingat bahwa setiap keinginan dan angan kita terkadang berbeda, antara nilai-nilai ideal yang kita rancang serta kita harapkan dengan kenyataan[1] , terkadang bertolak belakang sehingga perjalanan rumah tangga putus ditengah jalan. Sehingga sebelum memasuki jenjang pernikahan perlu adanya upaya dari kita untuk mempunyai bekal baik materi, kesiapan mental, spiritual (iman) maupun ilmu. Karena pernikahan adalah bertemunya dua insan yang berbeda baik dari sisi keluarga, pendidikan, lingkungan bahkan watak dan karakter yang diikat dengan tali suci (pernikahan) dan yang perlu diperhatikan adalah proses pernikahan dilakukan bukan dengan waktu sementara ,satu ,dua atau tiga bulan tetapi seterusnya dan selamanya. Maka menghadapi waktu yang cukup lama dibutuhkan bekal bagi sicalon pengantin. Diantara bekal yang baik dan utama selain materi adalah Ilmu dan iman yang kita miliki, bekal keduanya, insyaallah akan menyelamatkan kita dari badai yang akan merobek dan mencampakan kekuatan cinta dalam keluarga. Dengan demikian rumah tangga bisa menjadi tempat istirahat yang menyenangkan sehingga bisa menghilangkan rasa penat dalam menjalankan aktifitas keseharian.
B.
Mempertahankan kekuatan Cinta
Menurut Syaekh Abdullah muhammad bin
dawud[2]
dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dengan judul Kado Penikahan “
Seorang suami yang rutin mengungkapkan perasaan hatinya dengan mengucapkan
kata-kata “ Aku Cinta Kamu “ kepada istri tercintanya setiap pagi dan petang ,
tentu hal itu akan menjamin kehidupan rumah tangganya bahagia dan menjadi
pasangan ideal “. Tentunya yang lebih diperhatikan lagi adalah antara kata-kata
yang ucapan dengan implementasinya harus sesuai dan seirama.
Kebanyakan dari semua wanita lebih
mengedepankan perasaan, untuk itu menjadi suami yang baik dan ideal harus
mengetahui psikologi wanita, yang lebih
cenderung ingin diperhatikan, disayang, dibimbing, dihargai dihormati diajak
bicara yang lembut. Maka dengan bahasa cinta yang dituangkan lewat kata-kata
dengan diiringi sikap dan perbuatan yang tidak menyinggung perasaan pada
pasangan kita ,akan tumbuh benih-benih keharmonisan dalam keluarga. Ketika
keharmonisan keluarga sudah kita dapatakan - satu tangga menuju kebahagian dalam rumah
tangga.
Kemudian bagaimana dengan peran istri
ketika sudah menjadi ibu rumah tangga yang menjadi tanggung jawab mengurus anak
dan melayani suami agar bisa saling menjaga untuk mewujudkan keluarga yang
sakinah mawaddah dan warahmah...
Maka sebagai wanita sholehah yang
senantiasa menonjolkan sikap percaya diri dalam segenap karakteristiknya
seperti, bicara, jalan dan interaksi sosialnya menyiratkan kepercayaan diri
yang tinggi. Termasuk percaya diri yang tinggi ketika mengungkapkan keberanian
dalam terus terang pada suaminya dengan mengungkapkan kebanggaanya dihadapan
suami dan ia bangga menjadi istrinya. Untuk mengukur rasa kepercayaan diri yang
positif sehingga tidak akan merusak keharmonisan rumah tangga, dibuktikan
dengan kehidupan yang sederhana dan berahlak seperti ;
1. Tidak mengikuti
arus mode dan model pakaian terbaru, tidak berlama-lama didepan cermin untuk
membentuk rambut dan merias wajahnya dengan berbagai jenis make up (
riasan ). Dia harus bisa mengatur waktu dan sesederhana mungkin dalam
mempercantik diri. Karena terlalu berlebihan adalah karakter dan sifat setan.
2. Memiliki kualitas
keislaman yang baik, kecerdasan, kewaspadaan, ahlak dan jiwa sosial yang baik.
3. Menerima
kritikan dengan sikap lapang dada dan tidak kehilangan keseimbangan sebab tidak
semua kritikan jelek.
4. Baik dalam
bertutur kata dan pintar memilih tema-tema pembicaraan yang cocok.
5. Percaya dengan
pengetahuan yang ia miliki dan tidak
merubah sikap artinya harus punya pendirian yang kuat tidak mudah
terombang-ambingoleh budaya yang sedang bekembang.
6. Percaya dengan
kesucian dirinya sehingga biarpun hidup dalamlingkungan yang tidak
memperdulikan iffa ( menjaga kehormatan diri ) dan memperbolehkan budaya
permisif, kepercayaan dirinya akan selalu menawan suaminyadan menjadikanya
sosok yang kuat yang menopang suaminyaketika menghadapi himpitan hidup.[3]
Keenam kriteria diatas memang dirasa
membebani dan mengekang kebebasan seorang istri , akan tetapi dari pada kita mengahadapi
beban yang lebih berat yakni ketidakharmonisan dalam rumah tangga yang berujung
pada perceraian akan lebih baik jika kita menjalankan dengan penuh kesabaran
dan lapang dada dalam menghadapi setiap perbuatan yang terkadang kita tidak
senang. Akan tetapi perlu diingat bahwa “ sesuatu (perbuatan) yang tidak kita sukai bisa jadi itu lebih baik
buat diri kita begitu pula sesuatu yang kita sukai bisa jadi tidak baik buat
diri kita “.
Artinya kalau kita terus menuruti
keinginan yang terlintas pada diri kita kemudian langsung kita meresponya untuk
dilakukan dan dikerjakan , maka tidak akan ada tuntasnya karena sebanyak apapun
uang yang kita miliki kalau kita belikan atas dasar keinginan maka akan kurang
dan berusa untuk memenuhinya keinginanya,
tetapi sebaliknya kalau kita berfikir sederhana sehingga kita akan
melakukan langkah skala prioritas yakni membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan.
Hal itulah yang harus dijalankan
pasangan suami istri didalam menjalankan mahligai rumah tangga agar terhindar
dari riak-riak yang akan menghancurkan keutuhan rumah tangga. Harus ada saling
pengertian diantara keduanya, jangan sekali-kali mengedepankan ego ketika
menghadapi sebuah persoalan , mencoba mencari akar masalah tetap tenang dan
jiwa besar apabilah diantara keduanya mengakui kesalahan. Disana kita akan
merasakan bagaimana rumah tangga yang kita jalani seperti berjalan dilautan
cinta yang didalamya dibumbuhi saling kasih dan sayang yang membuahkan
pengertian. Memang ketika menjalani hidup rumah tangga tidak lepas dari
percik-percik persoalan, akan tetapi
kalau didasari rasa cinta dan kasih sayang maka akan meminimalisir dan memanag
persoalan menjadi pembelajaran untuk tidak dilakukan di kemudian harinya.
Dalam kehidupan rumah tangga
diibaratkan sedang mendayung perahu dilautan cinta, yang tidak sedikit kita
harus banyak mengeluarkan potensi yang kita miliki yang diberikan Allah pada
kita, sehingga keutuhan dan kekuatan cinta senantiasi melekat dan menghiasi
diruang-ruang yng bisa kita tembus. Maka sudah sepantasnya kita harus menjaga
demi terjaganya keutuhan cinta.
Salah satu kata kunci untuk menjaga
keutuhan cinta, agar bunga-bunga cinta tetap segar dan indah dipandang adalah
dengan saling menjaga dan menghormati diantara kedua pasangan yang sedang
dirundung lautan cinta. Saling memahami dan mengakui akan kekurangan kita sehingga
dari san kita akan berusa untuk saling menutupi dan melengkapi kekurangan
diantara kita.
Pengertian adalah obat ketika
diantara kita lebih mengedepankan ego yang cenderung awal kehancuran rumah
tangga. Saling menjaga dan percaya merupakan kunci ketenangan didalam rumah
tangga, kita bisa bayangkan kalau rumah tangga dibangun diatas kecurigaaan maka
akan tumbuh ketidak tenangan dan
keterkungkungan sehingga akan membuahkan kurang maksimalnya dalam suatu
pekerjaan yang dijalaninya.
C.
Kriteria memilih Isrti dan Suami ( sebagai pendamping hidup)
Islam amat menaruh perhatian
bagaimana seorang pria atau wanita dalam memilih calon pendampingnya yang soleh
dan solehah. Dalam pandangan Islam wanita solehah diposisikan sebagai perhiasan
dunia yang harus dijaga dan diberi perhatian. Sebagaimana firman Allah ;
“ kaum wanita laksana busana bagi
kalian, dan kalianpun ( kaum pria ) bagaikan busana bagi mereka.” ( QS al;baqoroh :187)
Hal ini istri merupakan tempat
persinggahan suami, tempat curahan segala keluh-kesah dan rahasianya,
pendamping hidup bagi anak-anaknya. Istri merupakan tiang penyangga bangunan
keluarga dan pendidik buah hati yang akan menjadi unsur tebentuknya masyarakat.
Isrti solehah adalah istri yang baik dan kuat agamanya, tidak lepas dari
perilaku yang baik dan selalu memegang norma, mengetahui hak suami dan selalu
merawat dan medidik anak-anaknya.
Caba anda simak dan perhatikan hadist
dibawah ini ;
“ Wanita yang paling baik adalah
wanita yang apabila kamu lihat, ia menyenangkan kamu, apabila kamu perintah, ia
mematuhimu, apabila kamu bersumpah terhadapnya, ia melaksanakanya dengan baik
dan apabila kamu pergi, ia menjaga dirinya dan hartanya”.
Subhanallah kalau kita simak dengan
baik hadist diatas sungguh bagi laki-laki yang baik pasti merindukan dan
mendambakan istri yang seperti itu. Bisa menyejukkan hati dan membantu dalam
beraktifitas serta menjadi inspirasi dan motivasi dalam menjalankan hidup dan
kehidupan. Sungguh luar biasa,.....
Untuk mendapatkan pendamping hidup,
seperti yang di gambarkan nabi diatas alangka baiknya kita bisa memperhatikan
pesan nabi didalam memilih kriteria istri yang akan dijadikan sebagia
pendamping hidup adalah ;
“Wanita itu dinikahi karena empat hal
atau alasan : pertama karena hartanya, kedua karena nasabny, ketiga karena
kecantikanya, keempat karena agamanya.Carilah wanita yang kuat agamanya niscaya
engkau akan beruntung.”
Banyak yang keliru diantara kaum pria
ketika mencari wanita karena bukan faktor agama. Sehingga kehidupan mereka dirundung
kehancuran dan ketidak harmonisan, kecantikan yang didapat justru membawa
petaka bagi psikologi suami, dimana kecantikan istri menjadi bahan perhatian
orang lain yang kalau si wanitu tersebut tidak kuat imanya , maka dia akan
berselingkuh dengan alasan membandingkan dengan suaminya dan ada kesempatan
buat dirinya. Begitu juga faktor-faktor yang lainya. Maka lewat tulisan ini
saya mengajak marilah kita berfikir jernih dengan hati yang bersih didasari
keimanan carilah wanita yang baik dan solehah. Insyaalah perjalanan rumah
tangga kita akan bahagia dan dirahmati Allah swt. Karena hampir setiap hari
ketika suami hendak pergi menunaikan kewajibanya maka do’a seorang isrti yang
solehah akan senatiasa dikumandangkan dan dipanjatkan untuk keselamatan dan
keberkahan suaminya dalam mencari nafkah. Sungguh pemandangan kehidupan seperti
ini yang diidamkan diharpkan bagi seorang suami ketika merindukan kekasih
pendampingnya solehah. Begitu pula seorang istri dia pasti mengharapkan dari
sisinya, sosok pendamping yang bisa bertanggung jawab, perhatian , kasih dang
sayang terlebih tidak menghianati ( selingkuh ) demi keutuhan rumah tangganya.
Mudahan-mudahan secercik pemikiran
ini bisa mengisnpirasi pembaca untuk lebih selektif dan waspada ketika akan
menentukan calon pendamping yang bisa membahagiakan perjalan rumah tangga
dikemudian hari. Dari tulisan ini saya mendoakan semoga kalian yang membaca
tulisan ini khusunya bagi yang belum menikah mendapatkan pendaping yang soleh
dan soleha,...amiiin.
Daftar
Pustaka
1.
Dr. Muhammad abdul hamid ; Agar bunga asmara kian
semerbak , Diva Press. Tt
2.
Abdullah bin Muhammad Dawud ; Kado pernikahan “ wasiat terindah bagi
pasangan suami istri agar tercapai rumah tangga samara”, Darussanahjakarta
2011
3.
Catatan pribadi.
[1]Walaupun ada sebagian dari ikwan (saudara) kita yang
sanggup menghdapi tantang realitas kehidupan rumah tangganya sehingga dia
berhasil dan sukses dalam mengahadi kehidupan rumah tangganya dengan penuh
ketulusan, kesabaran sampai ia menemukan keiindahan dalam rumah tangga yang
berkah sakinnah, mawaddah dan warohmah.
[2] Kado
pernikahan “ wasiat terindah bagi pasangan suami istri agar tercapai rumah
tangga samara” Abdullah bin Muhammad Dawud , Darussanahjakarta 2011
[3] Ibid hal45-46
No comments:
Post a Comment