About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Tuesday 18 December 2012

Lautan Cinta


( Upaya merekatkan hubungan menuju keluarga sakina, Mawaddah dan warrahmah ) 
By : Maedi
    A.      Penadahuluan
Siapa yang tak ingin hidupnya menuai ketenangan,....? Siapa yang menginginkan dalam hidupnya selalu ada pendamping yang setia menemani dalam suka dan duka.....? Siapa yang tidak ingin pasangan hidupnya senantiasa memberikan kedamaian disaat ia merasa galau, ...? siapa yang tidak ingin pendampingnya senantiasa menjaga , melindungi dan menyayangi, disaat-saat membutuhkan perlindungan....? ,
Kemudian siapa yang tak ingin kekasihnya senantiasa menjadi penyejuk hati dan menentramkan jiwa,..? siapa yang tak ingin pendampingya memberikan senyum disaat ia mengalami berbagi beban hidup,...siapa yang tak ingin disambut tatkala sepulang kerja badan merasa lelah, capai oleh kekasihnya yang memberikan senyum kehangatan,..siapa yang tak ingi diantar oleh kekasih ketika hendak pergi mencari nafkah dengan salam dan do’a keselamatan, ...siapa yang tak ingin dilayani ketika seseorang butuh pelayanan sehingga menghilangkan kepenatan dalam hidup yang ia jalani,....siapa yang tak ingin mendapatkan pasangan istri sholehah,..siapa yang tidak mendambakan suami yang sholeh, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang tentunya bermuara pada satu jawaban yakni keindahan yang didapat dalam pernikahan,....semua angan-angan yang kita inginkan akan terjawab jika kita melewati satu tangga untuk mahligai pernikahan. Pernikahan merupakan solusi disaat kita merasakan kegalauan dalam hidup, disaat kita butuh perhatian dan bimbingan. Akan tetapi perlu diingat bahwa setiap keinginan dan angan kita terkadang berbeda, antara nilai-nilai ideal yang kita rancang serta kita harapkan dengan kenyataan[1] , terkadang bertolak belakang sehingga perjalanan rumah tangga putus ditengah jalan. Sehingga sebelum memasuki jenjang pernikahan perlu adanya upaya dari kita untuk mempunyai bekal baik materi, kesiapan mental, spiritual (iman) maupun ilmu. Karena pernikahan adalah bertemunya dua insan yang berbeda baik dari sisi keluarga, pendidikan, lingkungan bahkan watak dan karakter yang diikat dengan tali suci (pernikahan) dan yang perlu diperhatikan adalah proses pernikahan dilakukan bukan dengan waktu sementara ,satu ,dua atau tiga bulan tetapi seterusnya dan selamanya. Maka menghadapi waktu yang cukup lama dibutuhkan bekal bagi sicalon pengantin. Diantara bekal yang baik dan utama selain materi adalah Ilmu dan iman yang kita miliki, bekal keduanya, insyaallah akan menyelamatkan kita dari badai yang akan merobek dan mencampakan kekuatan cinta dalam keluarga. Dengan demikian rumah tangga bisa menjadi tempat istirahat yang menyenangkan sehingga bisa menghilangkan rasa penat dalam menjalankan aktifitas keseharian.
B.      Mempertahankan kekuatan Cinta
Menurut Syaekh Abdullah muhammad bin dawud[2] dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dengan judul Kado Penikahan “ Seorang suami yang rutin mengungkapkan perasaan hatinya dengan mengucapkan kata-kata “ Aku Cinta Kamu “ kepada istri tercintanya setiap pagi dan petang , tentu hal itu akan menjamin kehidupan rumah tangganya bahagia dan menjadi pasangan ideal “. Tentunya yang lebih diperhatikan lagi adalah antara kata-kata yang ucapan dengan implementasinya harus sesuai dan seirama.
Kebanyakan dari semua wanita lebih mengedepankan perasaan, untuk itu menjadi suami yang baik dan ideal harus mengetahui psikologi wanita,  yang lebih cenderung ingin diperhatikan, disayang, dibimbing, dihargai dihormati diajak bicara yang lembut. Maka dengan bahasa cinta yang dituangkan lewat kata-kata dengan diiringi sikap dan perbuatan yang tidak menyinggung perasaan pada pasangan kita ,akan tumbuh benih-benih keharmonisan dalam keluarga. Ketika keharmonisan keluarga sudah kita dapatakan -  satu tangga menuju kebahagian dalam rumah tangga.
Kemudian bagaimana dengan peran istri ketika sudah menjadi ibu rumah tangga yang menjadi tanggung jawab mengurus anak dan melayani suami agar bisa saling menjaga untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah...
Maka sebagai wanita sholehah yang senantiasa menonjolkan sikap percaya diri dalam segenap karakteristiknya seperti, bicara, jalan dan interaksi sosialnya menyiratkan kepercayaan diri yang tinggi. Termasuk percaya diri yang tinggi ketika mengungkapkan keberanian dalam terus terang pada suaminya dengan mengungkapkan kebanggaanya dihadapan suami dan ia bangga menjadi istrinya. Untuk mengukur rasa kepercayaan diri yang positif sehingga tidak akan merusak keharmonisan rumah tangga, dibuktikan dengan kehidupan yang sederhana dan berahlak seperti ;
1.      Tidak mengikuti arus mode dan model pakaian terbaru, tidak berlama-lama didepan cermin untuk membentuk rambut dan merias wajahnya dengan berbagai jenis make up ( riasan ). Dia harus bisa mengatur waktu dan sesederhana mungkin dalam mempercantik diri. Karena terlalu berlebihan adalah karakter dan sifat setan.
2.      Memiliki kualitas keislaman yang baik, kecerdasan, kewaspadaan, ahlak dan jiwa sosial yang baik.
3.      Menerima kritikan dengan sikap lapang dada dan tidak kehilangan keseimbangan sebab tidak semua kritikan jelek.
4.      Baik dalam bertutur kata dan pintar memilih tema-tema pembicaraan yang cocok.
5.      Percaya dengan pengetahuan yang ia miliki  dan tidak merubah sikap artinya harus punya pendirian yang kuat tidak mudah terombang-ambingoleh budaya yang sedang bekembang.
6.      Percaya dengan kesucian dirinya sehingga biarpun hidup dalamlingkungan yang tidak memperdulikan iffa ( menjaga kehormatan diri ) dan memperbolehkan budaya permisif, kepercayaan dirinya akan selalu menawan suaminyadan menjadikanya sosok yang kuat yang menopang suaminyaketika menghadapi himpitan hidup.[3]
Keenam kriteria diatas memang dirasa membebani dan mengekang kebebasan seorang istri , akan tetapi dari pada kita mengahadapi beban yang lebih berat yakni ketidakharmonisan dalam rumah tangga yang berujung pada perceraian akan lebih baik jika kita menjalankan dengan penuh kesabaran dan lapang dada dalam menghadapi setiap perbuatan yang terkadang kita tidak senang. Akan tetapi perlu diingat bahwa “ sesuatu (perbuatan) yang  tidak kita sukai bisa jadi itu lebih baik buat diri kita begitu pula sesuatu yang kita sukai bisa jadi tidak baik buat diri kita “.
Artinya kalau kita terus menuruti keinginan yang terlintas pada diri kita kemudian langsung kita meresponya untuk dilakukan dan dikerjakan , maka tidak akan ada tuntasnya karena sebanyak apapun uang yang kita miliki kalau kita belikan atas dasar keinginan maka akan kurang dan berusa untuk memenuhinya keinginanya,  tetapi sebaliknya kalau kita berfikir sederhana sehingga kita akan melakukan langkah skala prioritas yakni membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan.
Hal itulah yang harus dijalankan pasangan suami istri didalam menjalankan mahligai rumah tangga agar terhindar dari riak-riak yang akan menghancurkan keutuhan rumah tangga. Harus ada saling pengertian diantara keduanya, jangan sekali-kali mengedepankan ego ketika menghadapi sebuah persoalan , mencoba mencari akar masalah tetap tenang dan jiwa besar apabilah diantara keduanya mengakui kesalahan. Disana kita akan merasakan bagaimana rumah tangga yang kita jalani seperti berjalan dilautan cinta yang didalamya dibumbuhi saling kasih dan sayang yang membuahkan pengertian. Memang ketika menjalani hidup rumah tangga tidak lepas dari percik-percik persoalan,  akan tetapi kalau didasari rasa cinta dan kasih sayang maka akan meminimalisir dan memanag persoalan menjadi pembelajaran untuk tidak dilakukan di kemudian harinya.
Dalam kehidupan rumah tangga diibaratkan sedang mendayung perahu dilautan cinta, yang tidak sedikit kita harus banyak mengeluarkan potensi yang kita miliki yang diberikan Allah pada kita, sehingga keutuhan dan kekuatan cinta senantiasi melekat dan menghiasi diruang-ruang yng bisa kita tembus. Maka sudah sepantasnya kita harus menjaga demi terjaganya keutuhan cinta.
Salah satu kata kunci untuk menjaga keutuhan cinta, agar bunga-bunga cinta tetap segar dan indah dipandang adalah dengan saling menjaga dan menghormati diantara kedua pasangan yang sedang dirundung lautan cinta. Saling memahami dan mengakui akan kekurangan kita sehingga dari san kita akan berusa untuk saling menutupi dan melengkapi kekurangan diantara kita.
Pengertian adalah obat ketika diantara kita lebih mengedepankan ego yang cenderung awal kehancuran rumah tangga. Saling menjaga dan percaya merupakan kunci ketenangan didalam rumah tangga, kita bisa bayangkan kalau rumah tangga dibangun diatas kecurigaaan maka akan  tumbuh ketidak tenangan dan keterkungkungan sehingga akan membuahkan kurang maksimalnya dalam suatu pekerjaan yang dijalaninya.
C.      Kriteria memilih Isrti  dan Suami  ( sebagai pendamping hidup)
Islam amat menaruh perhatian bagaimana seorang pria atau wanita dalam memilih calon pendampingnya yang soleh dan solehah. Dalam pandangan Islam wanita solehah diposisikan sebagai perhiasan dunia yang harus dijaga dan diberi perhatian. Sebagaimana firman Allah ;
“ kaum wanita laksana busana bagi kalian, dan kalianpun ( kaum pria ) bagaikan busana bagi mereka.” ( QS al;baqoroh :187)
Hal ini istri merupakan tempat persinggahan suami, tempat curahan segala keluh-kesah dan rahasianya, pendamping hidup bagi anak-anaknya. Istri merupakan tiang penyangga bangunan keluarga dan pendidik buah hati yang akan menjadi unsur tebentuknya masyarakat. Isrti solehah adalah istri yang baik dan kuat agamanya, tidak lepas dari perilaku yang baik dan selalu memegang norma, mengetahui hak suami dan selalu merawat dan medidik anak-anaknya.
Caba anda simak dan perhatikan hadist dibawah ini ;
“ Wanita yang paling baik adalah wanita yang apabila kamu lihat, ia menyenangkan kamu, apabila kamu perintah, ia mematuhimu, apabila kamu bersumpah terhadapnya, ia melaksanakanya dengan baik dan apabila kamu pergi, ia menjaga dirinya dan hartanya”.
Subhanallah kalau kita simak dengan baik hadist diatas sungguh bagi laki-laki yang baik pasti merindukan dan mendambakan istri yang seperti itu. Bisa menyejukkan hati dan membantu dalam beraktifitas serta menjadi inspirasi dan motivasi dalam menjalankan hidup dan kehidupan. Sungguh luar biasa,.....
Untuk mendapatkan pendamping hidup, seperti yang di gambarkan nabi diatas alangka baiknya kita bisa memperhatikan pesan nabi didalam memilih kriteria istri yang akan dijadikan sebagia pendamping hidup adalah ;
“Wanita itu dinikahi karena empat hal atau alasan : pertama karena hartanya, kedua karena nasabny, ketiga karena kecantikanya, keempat karena agamanya.Carilah wanita yang kuat agamanya niscaya engkau akan beruntung.”
Banyak yang keliru diantara kaum pria ketika mencari wanita karena bukan faktor agama. Sehingga kehidupan mereka dirundung kehancuran dan ketidak harmonisan, kecantikan yang didapat justru membawa petaka bagi psikologi suami, dimana kecantikan istri menjadi bahan perhatian orang lain yang kalau si wanitu tersebut tidak kuat imanya , maka dia akan berselingkuh dengan alasan membandingkan dengan suaminya dan ada kesempatan buat dirinya. Begitu juga faktor-faktor yang lainya. Maka lewat tulisan ini saya mengajak marilah kita berfikir jernih dengan hati yang bersih didasari keimanan carilah wanita yang baik dan solehah. Insyaalah perjalanan rumah tangga kita akan bahagia dan dirahmati Allah swt. Karena hampir setiap hari ketika suami hendak pergi menunaikan kewajibanya maka do’a seorang isrti yang solehah akan senatiasa dikumandangkan dan dipanjatkan untuk keselamatan dan keberkahan suaminya dalam mencari nafkah. Sungguh pemandangan kehidupan seperti ini yang diidamkan diharpkan bagi seorang suami ketika merindukan kekasih pendampingnya solehah. Begitu pula seorang istri dia pasti mengharapkan dari sisinya, sosok pendamping yang bisa bertanggung jawab, perhatian , kasih dang sayang terlebih tidak menghianati ( selingkuh ) demi keutuhan rumah tangganya.
Mudahan-mudahan secercik pemikiran ini bisa mengisnpirasi pembaca untuk lebih selektif dan waspada ketika akan menentukan calon pendamping yang bisa membahagiakan perjalan rumah tangga dikemudian hari. Dari tulisan ini saya mendoakan semoga kalian yang membaca tulisan ini khusunya bagi yang belum menikah mendapatkan pendaping yang soleh dan soleha,...amiiin.

Daftar Pustaka
1.      Dr. Muhammad abdul hamid ; Agar bunga asmara kian semerbak , Diva Press. Tt
2.      Abdullah bin Muhammad Dawud ; Kado pernikahan “ wasiat terindah bagi pasangan suami istri agar tercapai rumah tangga samara”, Darussanahjakarta 2011
3.      Catatan pribadi.



[1]Walaupun ada sebagian dari ikwan (saudara) kita yang sanggup menghdapi tantang realitas kehidupan rumah tangganya sehingga dia berhasil dan sukses dalam mengahadi kehidupan rumah tangganya dengan penuh ketulusan, kesabaran sampai ia menemukan keiindahan dalam rumah tangga yang berkah sakinnah, mawaddah dan warohmah.
[2] Kado pernikahan “ wasiat terindah bagi pasangan suami istri agar tercapai rumah tangga samara” Abdullah bin Muhammad Dawud , Darussanahjakarta 2011
[3] Ibid hal45-46

No comments:

Post a Comment