Pendahuluan .
Beberapa hari lagi dalam hitungan
minggu masyarakat dunia akan merayakan pergantian tahun , yang jatuh pada
tanggal 1 januari. Di malam hari ( malam tahun baru ) ribuan manusia memadati
beberapa titik tempat hiburan yang telah disediakan panitia konser baik
dikota-kota besar sampai kota kecil. Suasan yang syarat dengan hedonis, dan
pergaulan bebas mewarnai setiap kegiatan yang diselenggarakan. Dikalangan
remaja, pemuda tidak ketinggalan menghadapi momen yang menurut mereka merupakan
kesempatan yang tidak boleh ditinggalkan. Suasana seperti itu terus berlangsung
hampir setiap tahun.
Dimalam itu ( malam tahun baru ) bukan hanya keramaian suasana untuk meluapkan kegembiraan, akan tetapi dibalik kegembiraanya ada serentetan berita duka dari yang kecelakaan sampai pembunuhan. Pesta miraspun tak ketinggalan hingga begadang semalam suntuk. Itulah suasana dimalam tahun baru. Pertanyaanya pernahkah kita berfikir dan bertanya tentang hakikat pergantian tahun,....?. Apakah dengan suasana keramaian, kemudian kita melupakan yang seharusnya kita persiapkan untuk hari esok,...?. Kemudian sampai kapan kita akan berhenti untuk memagari keinginan yang setiap detik melintas di dada kita untuk selalu dipenuhi,...? Padahal kalau kita mau jujur setiap keinginan yang kita penuhi, mendadak kita mengatakan,”cukup sampai disini, “ ? Tidak sekali lagi tidak yang terjadi adalah kita akan terus mengulangi, ....mengulangi dan mengulangi......na’uzdubillahi mindzalik.
Dimalam itu ( malam tahun baru ) bukan hanya keramaian suasana untuk meluapkan kegembiraan, akan tetapi dibalik kegembiraanya ada serentetan berita duka dari yang kecelakaan sampai pembunuhan. Pesta miraspun tak ketinggalan hingga begadang semalam suntuk. Itulah suasana dimalam tahun baru. Pertanyaanya pernahkah kita berfikir dan bertanya tentang hakikat pergantian tahun,....?. Apakah dengan suasana keramaian, kemudian kita melupakan yang seharusnya kita persiapkan untuk hari esok,...?. Kemudian sampai kapan kita akan berhenti untuk memagari keinginan yang setiap detik melintas di dada kita untuk selalu dipenuhi,...? Padahal kalau kita mau jujur setiap keinginan yang kita penuhi, mendadak kita mengatakan,”cukup sampai disini, “ ? Tidak sekali lagi tidak yang terjadi adalah kita akan terus mengulangi, ....mengulangi dan mengulangi......na’uzdubillahi mindzalik.
Hakikat Pergantian tahun
Suasana tahun baru yang begitu
ramai dan diramaikan oleh beberapa hiburan yang menjadikan kebanyakan manusia
lupa dan dilupakan oleh sebuah situasi dan keadaanya yang melalaikan tentang
hakikat pergantian tahun. Pergantian tahun pada hakikatnya mengingatkan kita
semua akan kondisi dan eksistensi kita hidup di dunia. Artinya bahwa waktu
berjalan begitu cepat yang disadari atau tidak disadari oleh kita, bahwa keberadaan dan eksistensi tentang hidup
kita semakin didekatkan dengan kematian. Diamana keematian merupakan perpisahan
anatara ruh dan jasad kita. Secara waktu dan tempat kita sudah tidak lagi
menampati posisi didunia yang begitu glamour,keindahan dan kesenangan. Tetapi kita
akan menempati suatu tempat yang mungkin sewaktu didunia kita membayangkan
begitu sempit pengap dengan situasi yang gelap gulita, tanpa ada teman, kekasih(
yang selama ini mencintai), otrang tua , saudara dan sanak keluarga. Dengan
dibukus selembar kain yang dulu kita tidak pernah membayangkan akan kita pakaian
(kain kafan ). Umur kita semakin bertambah bukan semakin lama kita akan tinggal
tetapi semakin kita akan meninggalkan dunia ini, meninggalkan sesuatu yang kita
sukai, cintai sayangi. Yang belum tentu sesutu itu , akan peduli dan mengikuti
ketika kita meninggalkan dunia yang fana ini. Maka ketika kita sudah menyadari
tentang pentingnya kita berfikir masa depan dengan melakukan sebuah evaluasi
total tentang makna perjalan hidup yang sudah kita lalui selama setahun.
Seharusnya kita bertanya pada diri sendiri , “ apa yang sudah kita lakukan
selama ini...? sudah membawa manfaat atau belum,..? sudah maksimal atau
tidak,...? Kalau pertanyaan-pertanya itu dijawab ,...mungkin jawaban kita “
BELUM “ ! .....
Urgensi Muhasabah Kolektif.
Kejujuran merupaka kunci hati
untuk terbuka dan berteus terang akan kepribadian selama melakukan perjalan
hidup baik yang benar maupun yang salah. Sangat memungkinkan sekali jika
seseorang tidak jujur akan tertutup jalanya menuju cakrawala kebenaran yang
selama ini Allah tampakan lewat fenomena yang ada di muka bumi ini. Maka kunci
untuk meraih kebahagian dalam hidup baik di dunia maupun di akherat maka dengan
kejujuran. Sebagaiman dikatakan Nabi tauladan kita, bahwa “ kejujuran akan
membawa kebaikan”, . Muhasabah merupakan instrumen yang baik guna
memuncukan lagi sifat kejujuran yang dulu ada pada diri manusia. Karena secara
fitra pada dasarnya manusia itu jujur,..kenapa ? , karena manusia diberi bekal
akal, hati itu semua kalau digali akan membuahkan sifat-sifat kejujuran. Akan tetapi
potensi yang dimiliki manusia tidak dikembngkan dan diberdayaakan maka yang
muncul adalah sifat ego, keras kepala, tidak tahu diri dana masih banyak lagi
sifat-sifat yang merusak niali-nilai kejujuran yang sudajh ada dari diri
manusia. Caranyan dengan menggunakan potensi yang sudah ada yakni dengan bertafakur.
Banyak sekali manfaat dari bertaffakur tentang tanda-tanda kebesaran Allah
lewat fenomena alam, atau bertaffakur tentang perjalanan hidup yng sudah
dilakukan dan akan dilakukan,...Dari aktifitas itu ( bertaffakur ) dengan
melibatkan hati , maka akan menumbuhkan kesadaran jiwa yang selama ini meninggalkan
nilai-nilai baik karena kondisi dirinya maupun karena lingkungan dan situasa
yang ada di sekitarnya. Dengan demikian malam pergantian tahun diisi oleh
aktifitas yang akan menghantarkan kepada sesuatu yang berguna dan bermanfaat
dikemudian hari dari pada melakukan aktifitas yang membuahkan penyesalan yang
tiada kembali. Penyesalan yang dirasakan seseorang akan berujung pada sikap
putus asa yang justru akan membuahn persoalan baru. Hingga apa akhirnya ketika
seseorang sudah tidak laga ada harapan maka ia akan khilangan semangat untuk
bangkit, yang berujung pada kematian yang sia-sia. Hal ini yang kita semua
tidak inginkan.
Maka lewat tulisan ini penulis
mengajak terutama untuk kaula muda merilah berfikir tentang masa depan (
diakhirat nanti) dari pada kita menurutu keinginan yang tidak ada ujung
pangkalnya. Kalau kita terus menuruti keiingin tersebuta, weaktu yang sudah
Allah berikan pada kita akan sia-sia. Sementara kita akan dipertanggungjawabkan
apa yang sudah kita lakukan didunia ini. Hidup hanya dan yang sekali tidak akan
bisa kembali. Maka sebelum penyesalan menghampiri kta baiknya kita berfikir
ulang sebelum melakukan sesuatu yang akan merugikan kita. Mumpung masih ada
kesempatan malam pergantian tahun belum tiba. Mungkin yang sudah punya rencana
( walau belum matang ) ditinaju ulang dalam artian kalau rencana tersebut tidak
berfaedah maka baiknya dibatalkan. Mari sosong masa depan dengan keceriaan dan
kepastian agar kita menggapai kebahgaian yang hakiki kelak dikemudian hari
.....ALLAHU AKBAR.....! wa’allahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment